Rayakan Ulang Tahun ke 9, Komunitas Cinta Berkain Indonesia Surabaya Usung Tema Soerabaja Tempo Doeloe
Ulang tahun KCBI Surabaya ke 9 diadakan dengan tema Surabaya Tempo Dulu di Balai Adika Hotel Majapahit, 9 Oktober 2024-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
"Lihat, batik pesisiran motifnya lebih bebas kan? Ada gambar burung, sulur, dan bunga," jelasnya, sembari menunjukkan motif kain yang dikenakannya. Terlepas dari perbedaan batik pesisir dan keraton, khasanah wastra tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara masa lalu sudah gemar berfesyen.
Perayaan ulang tahun itu diawali dengan penampilan angklung dari anggota KCBI Surabaya. Mereka mengenakan janggan hitam dengan ornamen corsage bunga mawar besar di dada kanan. Para pemain angklung tersebut berasal dari berbagai kota. Pengunjung pun begitu menikmati penampilan itu.
Lagu yang dibawakan: Selendang Sutra. Simfoni yang menyimpan makna filosofis. Menyimbolkan cinta dan harapan dua hati yang terpisah karena perang. Lagu itu menunjukkan adegan ketika seorang kekasih memberikan selendang sutra untuk pasangannya yang hendak berjuang.
Ketua KCBI Surabaya Windrati Wirawa dalam sambutannya mengatakan, "Kami merasa sudah seperti keluarga. Kebersamaan itu membuat kami sama-sama aktif menelurkan berbagai program yang bergerak di bidang kesenian." Windrati menyebut bahwa perjalanan KCBI Surabaya selama 9 tahun merupakan perjalanan yang penuh makna.
BACA JUGA:Kain Untuk Investasi? Ini Jawaban Pemuda Berkain Surabaya
BACA JUGA:Lestarikan Budaya ala Pemuda Berkain Surabaya
Aksi opperete dari anggota KCBI Surabaya soal kisah cinta gadis pribumi dan tentara Belanda-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Setelah penampilan tari, Ketua Umum KCBI Pusat Sita Hanimastuti Agustanzil memberikan sambutan. Ia mengatakan, "Saya tidak menyangka KCBI sudah sebesar ini. Padahal awalnya saya mendirikan KCBI hanya untuk membiasakan kembali penggunaan wastra dalam kehidupan sehari-hari."
Sita sangat terkesan dengan kebersamaan para member. Bahkan mereka berhasil mendorong generasi muda untuk mengenakan kain batik Nusantara. Sita berharap di kemudian hari gerakan berkain bisa semakin dibiasakan.
Lalu kegiatan tersebut diisi dengan berbagai hiburan yang dipersembahkan oleh anggota KBCI Surabaya. Mulai dari musik gamelan, tari tradisional, flashmob berkebaya hingga aksi teatrikal berjudul Operette.
Aksi teatrikal itu mengisahkan kegiatan sehari-hari para perempuan pribumi. Mulai dari menari, membatik, main gamelan. Dibalut kisah romansa. Seorang dari mereka harus berpisah dengan suaminya. Seorang Belanda yang hendak pulang ke negerinya. Namun, sebelum suaminya pergi, ia tewas karena kecamuk perang.
Drama itu menutup kegiatan perayaan ulang tahun KCBI Surabaya. Perayaan bagi para pecinta wastra Nusantara sekaligus insan kreatif.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: