Komunitas Jajan GoFood dari Gojek Cicipi Lezatnya Tahu Campur H Abd Mahfud
Influencer Devie Yerina (kiri) dan food vlogger Cipto Basuki membuat konten saat mengunjungi tahu campur Abd Mahfud bersama komunitas Jajan GoFood dari Gojek.-Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
Kualitas rasanya pun tetap sama. Seperti puluhan tahun lalu. "Dari dulu, rasanya enggak pernah berubah. Sejak zaman bapak sampai zaman saya. Enggak ada tambahan macam-macam," ujarnya.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Kolaborasi dengan GoJek (2-habis): Wujud Program Tepat Sasaran
Adi memaparkan bahwa resep asli Tahu Campur Kalasan berasal dari Desa Padenganploso, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. "Di desa kami, hampir semua orang jualan tahu campur. Ini sudah jadi tradisi turun-temurun," jelasnya.
Bahkan banyak penjual tahu campur terkenal di Surabaya yang masih seduluran atau berasal dari desa yang sama. Mereka membawa resep warisan leluhur mereka ke Kota Pahlawan. Resep klasik itu dijaga agar tetap mempertahankan cita rasa autentik
"Resep kami ini sampai sekarang belum ada yang bisa meniru. Karena memang ini warisan turun-temurun," tambahnya. Setelah lima dekade berlalu, popularitas tahu campur tetap bertahan dan bahkan semakin dikenal.
Food vlogger Cipto Basuki begitu menikmati tahu campur di warung Tahu Campur H Abd Mahfud, Kalasan, Surabaya.-Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Gojek Uji Coba GoCar Instant di Terminal Bus Purabaya, Bentuk Layanan Kemudahan Bagi Penumpang
Dari gerobak keliling yang ketika itu dijual 5 rupiah per porsi, kini, warung Tahu Campur Kalasan H.ABD Mahfud telah berkembang pesat. Setiap hari, sekitar 400 hingga 500 porsi terjual di Kalasan. Belum lagi cabang yang ada di Galaxy Mall.
"Ini bukan sekadar makanan enak, tapi makanan sehat," tegas Adi. Ia sangat teliti dalam memilih bahan-bahan. Daging dipilih yang segar dan tidak banyak minyak. "Sayuran harus yang terbaik dan rempah-rempah menjadi andalan utama. Kalau pelanggan sehat, mereka pasti balik lagi," tambahnya, kemudian tersenyum.
Adi berharap hidangan itu bisa terus lestari dan dikenal oleh generasi muda. “Kita harus jaga warisan nenek moyang. Susah untuk bikin resep seperti ini lagi. Jadi kuliner tradisional seperti ini harus dilestarikan,” tegasnya. Ia juga optimis, meskipun banyak makanan modern bermunculan, tahu campur akan tetap punya tempat istimewa di hati masyarakat.
"Amazing. Di tempat saya, tidak ada kuliner seperti ini. Enak, harum, dagingnya sangat empuk," ujar Angely Vallery Loppies, salah seorang member yang berasal dari Ambon. "Saya pertama kali mencoba kuliner ini dan benar-benar terkesan. Ikut komunitas Jajan GoFood ini memberi saya banyak wawasan," pungkas mahasiswa Teknik Informatika Untag Surabaya itu.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: