Strategi Kemenkes Mengatasi Tingginya Biaya Pengobatan, Salah Satunya Mengurangi Pajak
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Dirjen Keslan Kemenkes RI) Azhar Jaya mengungkapkan strategi yang tengah dilakukan oleh pihaknya untuk mengatasi mahalnya biaya pengobatan di Indonesia. --Istockphoto
Ia ingin perbedaan harganya ini bisa dijabarkan transparan. Selain itu, pihaknya berusaha agar pajak terkait obat dan alat kesehatan dapat diturunkan. Disampaikannya, Kemenkes saat ini sedang berkoordinasi dengan asosiasi industri kesehatan.
Guna mencari solusi terkait hal ini. Ia menilai bila harga obat di luar negeri murah, harga obat di Indonesia juga bisa murah. "Kita berusaha, lagi bernegosiasi dengan Kementerian Keuangan untuk mengurangi pajak," katanya.
BACA JUGA: Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis, Tip Meningkatkan Imun Tubuh
"Sehingga tarif kita bisa lebih kompetitif," lanjutnya. Tak hanya itu, Azhar menyebut dari sisi pelayanan dokter di Indonesia juga perlu ditingkatkan. Jangan sampai, katanya, komunikasi antar pasien dengan dokter itu sulit di Indonesia.
"Kalau di luar negeri kan dokter punya waktu lebih. Nah ini semuanya kita akan rancang, masih dalam proses penilaian ke depan, di dalam langkah memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia," imbuhnya lagi.
Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa permasalahan mahalnya biaya pengobatan bukan semata karena pajak. "Walaupun belum tentu semuanya karena pajak. Faktor-faktor X yang di luar itu yang perlu kita tingkatkan."
BACA JUGA: Mudahnya Bayar Obat di Instalasi Farmasi dengan BRImo
Di samping itu tadi, "Hospitality-nya daripada dokter di Indonesia juga harus kita tingkatkan. Jangan sampai dokter mengalami kesulitan komunikasi dengan pasien". Berbagai usaha perbaikan sistem kesehatan ini terus dilakukan pihaknya.
Untuk menarik kembali minat warga berobat di Tanah Air.
"Ini semuanya kita akan rancang. Ini masih dalam proses penilaian ke depan. Dalam rangka memperbaiki sistem kesehatan Indonesia. Pak Menteri sudah care supaya kita jangan devisa kita keluar terus menerus," pungkasnya. (*)
*) Mahasiswa MBBKM Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: