Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis, Tip Meningkatkan Imun Tubuh

Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis, Tip Meningkatkan Imun Tubuh

Pemerintah menargetkan penyakit menular tuberkulosis ini dapat dieliminasi pada 2030 mendatang. --Freepik

HARIAN DISWAY - Menjaga daya tahan tubuh merupakan kunci penting dalam upaya mengatasi tuberkulosis penyakit infeksi yang masih menjadi ancaman kesehatan global. Tubuh yang memiliki sistem imun kuat mampu melawan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. 

Para ahli kesehatan menganjurkan pola hidup sehat, mulai dari asupan nutrisi seimbang hingga olahraga rutin, untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini. Salah satunya adalah Dr. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K).

Ia menjelaskan bahwa orang dengan imun yang rendah lebih rentan terkena penyakit tuberkulosis, tak hanya orang dewasa namun, juga anak-anak. Di sisi lain orang dengan imun yang tinggi hanya perlu melakukan pencegahan, guna menghindari reaktivasi infeksi menjadi tuberkulosis. 

Berdasarkan suatu penelitian, di Indonesia sendiri di dapatkan persentase sebesar 30-50% orang yang tinggal bersama pasien Tuberkulosis telah mengalami Tuberkulosis Laten. Yakni, kondisi seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis tetapi tidak menunjukkan gejala penyakit aktif.


Ilustrasi penyakit tuberkulosis (TBC).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Waspada Tuberkulosis, Ayo Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

BACA JUGA:Tuberkulosis Jadi Global Emergency, WHO Melaporkan Seperempat Penduduk di Dunia Pernah Terjangkit

Bahkan, dari angka tersebut, didapatkan sejumlah 10 hingga 15 persen diperkirakan penyakit TB laten-nya menjadi TB aktif. Hal tersebut layaknya penderita HIV yang tidak diobati, diabetes melitus dengan gula darah yang tidak terkontrol, gizi buruk, perokok hingga pengguna alkohol. 

World Health Organization (WHO), menyarankan pada orang yang berkontak erat dengan pasien TB untuk melakukan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT), terutama yang sudah mengalami TB-laten. Terapi ini menggunakan obat-obatan selama beberapa bulan tergantung obat yang digunakan.  

Beberapa obat yang digunakan dalam terapi tersebut di antaranya : rifampentin dan isoniazid selama tiga bulan (3HP), satu bulan penuh (1HP), atau isoniazid selama enam bulan (INH 6 bulan), serta kombinasi isoniazid dan rifampisin selama tiga bulan (3HR).

Selain terapi dan vaksinasi, Dr. Raden juga merekomendasikan kepada orang yang mengalami TB-laten untuk secara aktif menjaga kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh yang dimaksud di sini mencakupi pemenuhan gizi, berhenti merokok, dan berolahraga serta, istirahat yang cukup. 

BACA JUGA:Penyuluhan Tuberkulosis di Sumenep, Tim Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UNAIR Gunakan Bahasa Madura

BACA JUGA:Deteksi Tuberkulosis Berbasis Teknologi AI

Sedangkan untuk pasien Tuberkulosis aktif, biasanya dokter akan memberikan pengobatan dalam dua tahap. Tahapan yang pertama adalah tahap intensif. Tahap ini berlangsung selama dua bulan dengan memberikan kombinasi obat rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid (RHZE).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: