Sekolah CEO Bersama Dahlan Iskan: Stop Minta Saran!

Sekolah CEO Bersama Dahlan Iskan: Stop Minta Saran!

Peserta Sekolah CEO, Dhani, berdialog dengan Dahlan Iskan. Ia merupakan peserta termuda, 19 tahun.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

BACA JUGA:Liverpool Menjauh dari Kejaran Man City, Mo Salah Waspadai Kebangkitan The Cityzens

BACA JUGA:Dosen FISIP Unair Gitadi Tegas Berpulang di Usia 65 Tahun, Akademisi Yang Penuh Dedikasi

Selain peserta yang on site, juga ada peserta yang mengikuti secara daring. Mereka juga diberi kesempatan bertanya. Termasuk seorang kepala sekolah sebuah SMK di Probolinggo yang mengeluhkan beratnya bersaing dengan SMK negeri yang biaya pendidikannya gratis. "Coba Anda kurangi mata pelajaran di SMK hingga menjadi 3 mata pelajaran. Fokus saja di mata pelajaran kejuruan itu," kata Dahlan.

Dahlan Iskan mengawali materinya dengan bertanya kepada peserta. "Siapa yang berpendapat ekonomi tahun depan turun? Siapa yang berpendapat tahun depan sama saja? Dan siapa yang merasa tahun depan akan makin baik?" tanya Dahlan Iskan.


Dahlan Iskan berdialog dengan peserta Sekolah CEO, seorang pengusaha properti dari Semarang. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Hanya satu peserta yang berpendapat ekonomi tahun depan memburuk. Kemudian 12 peserta berpendapat ekonomi tahun depan akan sama saja. Sisanya optimistis bahwa ekonomi tahun depan akan lebih baik. 

Peserta kemudian dikelompokkan sesuai dengan pendapat mereka. Lalu diminta menjelaskan argumentasinya. Ini memang gaya Dahlan Iskan saat memberikan materi. Membuat peserta lebih banyak berinteraksi.

BACA JUGA:Krisis Dokter Onkologi, Kemenkes Sekolahkan 100 Dokter ke 4 Negara Ini

BACA JUGA:Oleh-Oleh dari World Public Relations Forum (WPRF) 2024: Menguatkan Komunikasi Publik dan Kearifan Lokal

Dahlan Iskan sendiri berpendapat bahwa tidak bahwa tahun depan kondisi ekonomi tidak banyak berubah. Dari sisi pemerintah akan ada penurunan. Dan itu biasa dialami pemerintahan baru. Namun, dari sisi masyarakat, kelas menengah meskipun turun, tapi jumlahnya masih banyak. Mencapai 110 juta orang.

"Mereka ini orang yang akan menggerakkan ekonomi. Mengapa? Karena kelas menengah ini akan bekerja keras agar mereka tidak lagi miskin," kata Founder Harian Disway itu. (*)

 

 

  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: