Khasanah Ramadan 2025 (1): Barakallah, Puasa Lagi, Kan...

Khasanah Ramadan 2025 (1): Barakallah, Puasa Lagi, Kan...

Hari ini, 1 Ramadan 1446 H, persis di tarikh 1 Maret 2025. Suatu ketepatan yang istimewa karena umat Islam tengah memasuki gerbang bulan yang selalu dirindukan. --iStockphoto

Penyediaan kolom ini oleh Harian Disway mengingatkan saya pada ekspresi nilai dalam Al-Qur'an di Surat Al-Zalzalah ayat 7-8: Fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah (7) – siapa saja yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah jua, niscaya dia akan melihat balasannya.

BACA JUGA: Sidang Isbat Penentuan Ramadan dari Kemenag Digelar 28 Februari

Lagi pula: Wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah (8) -  Dan siapa pun yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula.

Saya percaya para pembaca berkomitmen dan menginternalisir sari pati wejangan Illahi itu. Apalagi di wulan yang memiliki lapisan-lapisan sesi periode yang sangat fenomenal.

Terekam oleh al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman dan juga dinarasikan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah mengenai Ramadan: awalnya penuh rahmat, pertengahannya terdapat maghfirah, dan akhirnya pembebasan dari api neraka.

BACA JUGA: Muhammadiyah Resmi Tetapkan Jadwal Puasa dan Idul Fitri 2025, NU dan Pemerintah Tunggu Sidang Isbat

Memahami konstalasi ajaran yang melingkupi bulan Ramadan 1446 H ini, saya menjadi dibuat mengerti tentang arti laku simbolik masyarakat kita menjelang Ramadan.

Sepekan sebelum sampai 1 Ramadan 1446 H, saya menjalankan rihlah ke Lombok, lanjut ke Banjarmasin, serta Riau dan sampai di Siak Indrapura sambil berziarah ke makam Sultan Syarif Kasim II yang memiliki nama lengkap Sultan Assyaidisyarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin (1915–1945) sebagai Sultan Siak ke-12 atau Sultan Siak yang terakhir.

Tiba lagi di Surabaya tepat pengumuman hasil Sidang Isbat bahwa awal puasa Ramadan 1446 H pada Sabtu, 1 Maret 2025. Sejak di Lombok dan Banjarmasin, serta Riau, suasana kampus maupun perbelanjaan dan hotel-hotel sangatlah religius.

BACA JUGA: Kemenag Akan Tetapkan 1 Zulhijah Melalui Sidang Isbat Sore Ini

Pegawai-pegawai “toko pracangan modern” di bandara-bandara, termasuk di Soekarno Hatta Cengkareng, juga terlihat terbawa nuansa Ramadan. Berjarik, bertutup kepala. Inilah bulan yang mampu mengubah perilaku publik dengan khusyuk.

Umat menjelang petang sudah siap menggelar Tarawih, yang sepekan sebelumnya di kampung-kampung saya di Lamongan ramai orang berkunjung ke makam-makam leluhurnya, dengan kenduri “berdoa massal” dalam sekuntum upacara megengan.

Barokallah. Puasa lagi kan? (*)

*) Guru Besar Fakultas Hukum dan Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim, dan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: