Cheng Yu Pilihan dr Dyah Anggraeni MKes SpPK Komisaris Utama Laboratorium Medis & Klinik Utama CITO, Surabaya: Bu Ru Hu Xue, Yan De Hu Zi

Cheng Yu Pilihan dr Dyah Anggraeni MKes SpPK Komisaris Utama Laboratorium Medis & Klinik Utama CITO, Surabaya: Bu Ru Hu Xue, Yan De Hu Zi

Cheng Yu Pilihan dr Dyah Anggraeni MKes SpPK Komisaris Utama Laboratorium Medis & Klinik Utama CITO, Surabaya: Bu Ru Hu Xue, Yan De Hu Zi-tim desain grafis Harian Disway-Dokumen Pribadi

ANDA barangkali sudah tak terhitung berapa kali mendengar wejangan yang bunyinya kira-kira, "Nakhoda yang tangguh tidak dihasilkan dari lautan teduh, tapi dari yang berombak bergemuruh."

Memang, tidak hanya kita sebagai individu, dalam skala yang jauh lebih besar semisal suatu bangsa pun tak berbeda. Anda bisa tengok Singapura yang dekat sekali jaraknya dengan kita. 

Negeri Singa ini bisa sebegitu hebatnya lantaran merasa terancam oleh minimnya sumber daya alam yang dipunya, oleh Malaysia dan Indonesia sebagai tetangganya yang secara luas wilayah berkali-kali lipat besarnya, dan seterusnya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan President Director PT Bayan Resources Tbk Datuk Low Tuck Kwong: Di Xing Li Ming

Makanya, kata dr Dyah Anggraeni MKes SpPK, "Perjalanan dalam perahu kehidupan mesti siap diterpa angin dan topan. Sepanjang kita sabar dan penuh tawakal, kita akan berlabuh di tepian yang indah untuk memulai petualangan berikutnya."

Komisaris utama Laboratorium Medis & Klinik Utama CITO, Surabaya, tersebut berpendapat demikian lantaran percaya bahwa adalah hil yang mustahal bisa mendapatkan apa yang kita impikan tanpa melewati aral yang berserakan. 

Tentu terkecuali bagi Anda yang mengantongi orang dalam dengan pelbagai wujudnya --yang bisa Anda manfaatkan kapanpun Anda inginkan. 

"Prestasi bukanlah sesuatu yang instan. Untuk meraihnya diperlukan perjuangan yang keras dan konsisten serta ketekunan yang tak pernah pudar," ujar dr. Dyah. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan General manager Adi Husada Cancer Center (AHCC), Surabaya dr Silvia Haniwijaya: Mei Yi Yan Nian

Persis yang ribuan tahun silam dituliskan Fan Ye 范晔 dalam Kitab Sejarah Dinasti Han Akhir (Hou Hanshu 后汉书), "不入虎穴,焉得虎子 (bú rù hǔ xué, yān dé hǔ zǐ): kalau tidak pernah masuk ke sarang macan, bagaimana mungkin akan bisa mendapatkan anak macan?

Dalam artian, untuk bisa sukses, perlu melalui beragam bentuk rintangan yang kemungkinan tak sedikit juga di antaranya bisa mengancam nyawa. 

Tak masalah. Yang peting tidak menyerah. Sebagaimana diyakinkan pepatah Arab, "Man saaro 'aladdarbi, washola," barang siapa berjalan di jalannya, niscaya akan sampai. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: