Hari Pencegahan Polusi Sedunia 2 Desember: Sejarah, Tujuan dan Cara Memperingatinya
Hari Pencegahan Polusi Sedunia 2 Desember: sejarah, tujuan dan cara memperingatinya. --Freepik
Peringatan tersebut juga menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan Bumi. Lantas, apa yang melatarbelakangi peringatan ini? Simak informasinya berikut ini.
Sejarah Hari Pencegahan Polusi Sedunia
Polusi Udara di Jakarta yang kian memburuk belakangan ini.-Dok. Istimewa-
Hari Pencegahan Polusi Sedunia dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya polusi dan dampaknya yang merusak terhadap lingkungan serta kehidupan di Bumi. Salah satu jenis polusi paling memprihatinkan saat ini adalah polusi plastik.
Plastik, dengan sifatnya yang sulit terurai, telah menjadi ancaman besar bagi kelangsungan makhluk hidup. Dari menurunkan kualitas tanah hingga membunuh ribuan spesies kehidupan laut, polusi plastik kini menjadi ancaman nyata yang memerlukan perhatian global.
BACA JUGA:Akibat Polusi Udara, Kasus ISPA Balita Jatim Tembus 45 Ribu
BACA JUGA:Polusi Semakin Pekat, Malaysia Surati Indonesia Soal Asap Lintas Batas
Berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Health Organization (WHO), dan Greenpeace terus menyerukan langkah konkret untuk mengendalikan pencemaran lingkungan.
Namun, tanggung jawab itu tidak hanya berada di tangan pemerintah. Setiap individu memiliki peran penting dalam mengurangi polusi dengan mengambil langkah-langkah sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang limbah, dan mendukung kebijakan lingkungan berkelanjutan.
Selain polusi plastik, polusi udara menjadi ancaman besar lainnya. Berdasarkan penelitian global, polusi udara telah menyebabkan peningkatan signifikan pada angka kematian akibat penyakit pernapasan dan kardiovaskular, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kondisi itu menjadi perhatian serius. Karena masyarakat di wilayah tersebut lebih rentan terhadap dampak polusi akibat akses yang terbatas terhadap teknologi bersih dan sistem kesehatan yang memadai.
BACA JUGA: Durasi Lampu Lalu Lintas di Surabaya akan Diperpendek untuk Redam Polusi Udara
BACA JUGA:Upaya Kurangi Sumber Polusi, Gerakan Pemerintah Menguji Emisi Gas Buang Kendaraan
Menanggapi hal itu, WHO menetapkan standar kualitas udara yang lebih ketat bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
Tembok Besar Jinshanling terlihat di bawah polusi badai pasir di Chengde, Tiongkok, pada 22 Juni 2024.--getty images
Hari Pencegahan Polusi Sedunia juga menjadi momentum refleksi atas tragedi besar Gas Bhopal pada tahun 1984.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber