Hijab dan Komunikasi Politik
ILUSTRASI hijab dan komunikasi politik di pilkada Jatim 2024. Tiga cagub, semuanya, berhijab, tetapi dengan model berbeda. Mereka adalah Khofifah Indar Prawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Heru Budi Pastikan Paskibraka Putri Tetap menggunakan Hijab Saat bertugas di IKN
Tiga tafsir berbeda dari gaya turban Luluk dipengaruhi latar belakang pemilih. Bagi kalangan pemilih perkotaan dan progresif, Luluk dipandang sebagai pemimpin modern yang menjembatani antara nilai-nilai tradisional dan progresif (dominant reading).
Bagi pemilih dari wilayah perdesaan, meski hijab turban mungkin dianggap terlalu modern, bisa saja mereka masih menghargai kualitas kepemimpinan Luluk (negotiated reading). Sementara itu, kalangan konservatif akan cenderung menafsirkan turban sebagai sebuah penyimpangan dari nilai-nilai Islam tradisional (oppositional reading).
HIJAB INSTAN NAN PRAKTIS ALA RISMA
Tri Rismaharini alias Risma mulai dikenal secara luas karena keberhasilannya sebagai wali kota Surabaya sebelum kemudian diangkat sebagai menteri sosial.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Style Hijab Pashmina yang Simpel saat Ramadan
BACA JUGA:Hijab Surabaya Tempo Dulu Kreasi Deddy Verdian Hasil Kolaborasi Dua Perupa
Hijab instan yang praktis dan mudah untuk dipakai menjadi ciri khas Risma. Itu sekaligus mencerminkan citra dia yang pragmatis.
Tak jarang blusukan ke daerah-daerah kumuh dan turun ke lokasi untuk menangani masalah secara langsung, Risma dengan gaya hijabnya makin menegaskan karakternya sebagai pemimpin yang berorientasi pada aksi yang mengutamakan hasil, bukan penampilan semata.
Gaya hijab instan Risma itu memiliki daya tarik bagi para pemilih dari kalangan pekerja dan praktisi yang menganggap Risma sebagai pemimpin yang lebih menghargai aksi daripada formalitas (dominant reading).
BACA JUGA:Gaya Komunikasi Politik PBNU: Isuk Dele Sore Tempe ala Gus Yahya?
BACA JUGA:Politik dan Birokrasi: Realitas Pasca-Pilkada: Implikasinya bagi ASN dalam Dinamika Politik Lokal
Sementara itu, sebagian pemilih mungkin mempertanyakan gaya Risma yang berkesan kurang formal meski mereka tetap mengagumi kepemimpinannya yang langsung dalam mencari solusi (negotiated reading).
Namun, bagi kalangan pemilih konservatif, gaya hijab Risma mungkin dianggap kurang memiliki wibawa sebagaimana diharapkan dari sosok gubernur di provinsi yang didominasi kalangan muslim tradisional (oppositional reading).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: