Tontonan Politik Negeri yang Membingungkan

Tontonan Politik Negeri yang Membingungkan

Sebagai orang biasa, saat ini sepertinya agak membingungkan menonton politik di negeri ini yang terkesan membingungkan. Apalagi setelah bangsa ini menyelenggarakan pesta demokrasi dengan menelan biaya begitu besar. --iStockphoto

Gelombang pertama diikuti 505 kepala daerah yang telah dilantik lebih awal. Sementara itu, gelombang kedua diperuntukkan bagi 40 kepala daerah lainnya yang pelantikannya masih menunggu putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Di kalangan kepala daerah yang berasal dari partai tersebut mempunyai pandangan yang berbeda sehingga ada yang hadir untuk retret atau menunda kehadirannya.

BACA JUGA: Meski Hadiri Retret di Magelang, Pramono Anung Akui Tetap Jaga Komunikasi Dengan Megawati dan PDIP

Menurut catatan sementara ada 20 kepala daerah yang menunda kehadirannya yaitu DKI Jakarta, Bali, Papua Tengah, Kabupaten Bandung, Sukabumi, Depok, Karawang, Pangandaran, Purworejo, Wonosobo, Sukoharjo, Wonogiri, Kudus, Pekalongan, Gunung Kidul, Bangkalan, Kediri, Banyuwangi, Nganjuk, dan Pasuruan.

Ada yang hadir dan ada yang menunda kehadiran untuk retret. Apakah situasi tersebut dapat dikatakan bahwa sedang mengalami kondisi yang kurang stabil?

Bahkan menjadi pertanyaan lagi, bagaimana kepala daerah yang telah dilantik oleh presiden diharapkan dapat membantu  presiden dalam menjalankan pemerintahannya guna mewujudkan program program guna mencapai tujuan nasional yang diamanatkan UUD 1945?

BACA JUGA: Pramono Anung dan Politisi PDIP Sudah Hadir di Akmil Magelang, Siap Untuk Mengikuti Retret

Pesta demokrasi atau Pemilu yang telah menghabiskan energi dan biaya yang besar dapat memberi kesempatan kepada para pemimpin terpilih di negeri ini sehingga dapat bekerja lebih baik untuk menyelesaikan persoalan yang ada sehingga tidak mengecewakan rakyat.

Diharapkan semua elemen masyarakat yang menyuarakan keinginannya dapat menahan diri tidak akan mengganggu kondisi keamanan, konflik yang dapat memakan biaya yang lebih besar lagi.

Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar mengalami kenaikan. Jika tidak bisa dikendalikan, hal itu tentu akan berdampak terhadap kondisi perekenomian bangsa ini. (*)

*) Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: cnn internasional