Revitalisasi Peran Alumni Perguruan Tinggi (PT) di Era Transformasi

Revitalisasi Peran Alumni Perguruan Tinggi (PT) di Era Transformasi

ILUSTRASI Revitalisasi Peran Alumni Perguruan Tinggi (PT) di Era Transformasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Untuk itu, alumni dan organisasi alumni perlu menguatkan diri, merevitalisasi peran dan kiprahnya dalam mengembangkan diri dan membersamai alumninya sepanjang masa. 

KOMPETENSI DAN LITERASI ABAD KE-21

Alumni PT dituntut bisa memahami berbagai isu strategis agar memiliki daya adaptasi dan forecasting yang baik. Hal itu penting agar mereka senantiasa bisa membuat antisipasi yang tepat dan bisa menakar peran dengan lebih presisi ke depan. 

BACA JUGA:Pede-lah...  Alumni Universitas Swasta

Agar lulusan PT bisa bersaing dan tak tergantikan kecerdasan buatan  AI, PT harus fokus kepada penguatan literasi, kompetensi, dan karakter abad ke-21. Proyeksi pendidikan abad ke-21 itu sebagaimana pernah dikemukakan Anis Baswedan (2020) dan dimodifikasi oleh penulis kiranya tetap relevan untuk disampaikan dalam konteks ini. 

Penguatan literasi meliputi 1) literasi agama, 2) literasi budaya dan manusia, 3) literasi teknologi, 4) literasi ekonomi, 5) literasi kebangsaan, 6) literasi komunikasi dan bahasa, 7) literasi hukum dan politik, dan 8) literasi media (data, baca tulis, dan publikasi). 

Adapun kompetensi yang perlu dikuatkan adalah kompetensi kritis, kreatif-inovatif, komunikatif, kerja sama, dan kolaboratif. Semua itu diarahkan dalam rangka pembentukan karakter moral dan kinerja. Karakter moral meliputi iman, takwa, jujur, dan rendah hati. Hal itu juga diperkuat dengan karakter kinerja, yakni kerja keras, ulet, tangguh, resiliensi, dan tidak mudah menyerah serta kerja tuntas(Anis Baswedan, 2020)

FUTURE JOBS 

Data Future Jobs Report 2020 sebagaimana dikutip Arif Satria (2023) mengungkapkan bahwa tantangan otomatisasi membawa dampak pada pengurangan tenaga kerja manusia. Angka itu dari 67 persen pada 2020  menurun menjadi 53 persen pada 2025. Sementara iru, penggunaan mesin 33 persen pada 2020 meningkat menjadi 47 persen pada 2025. 

Dari data tersebut, para ahli mengemukakan bahwa akan muncul beberapa skills baru pada 2025. Yaitu, 1) analitytical thinking and innovation, 2) active learning and learning strategies, 3) complex problem solving, 4) critical thinking and analysis, 5) creativity, originality, and inisiative, 6) leadership and social influence, 7) technology design and programming, 8) resilience, stress tolerance and flexibility, 9) reasoning, problem solving and ideation

Top skills utama yang dibutuhkan adalah problem solving, self management, working with people, technology use and development

Pada 2025 pekerjaan baru yg digantikan mesin diperjelas Arif Satria (2023) berpengaruh terhadap kebutuhan pekerjaan 1) data analyst and data scienties, 2) AI and machine learning specialities, 3) base data specialists, 4) digital marketing and strategy specialists, 5) process automations specialists, 6) bussiness development professionals, 7) digital transformation specialists, 8) information security analysts, 9) software and applications developers, 10) internet of things specialists

Sementara itu, pekerjaan yang akan mengalami penurunan, antara lain, 1) data entry clecks, 2) administrative and executive secretaries, 3) accounting, bookkeeping, and payroll clerks, 4) accountant and auditors, 5) assembly and factory workers, 6) bussiness service and administrations managers, 7) client information and customers service workers, 8) general and operations managers, 9) mechanics and machinery repairess, 10) material recording and stock keeping clerks.

Arif Satria (2023) mencatat bahwa sebanyak 1/3 keterampilan utama yang diajarkan PT tidak relevan lagi setelah lima tahun kelulusan. Karyawan yang dipekerjakan pada 2020 hanya memiliki 66 persen keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang sama pada 2025 sehingga perlu reskilling.

Jika melihat hal tersebut, soft skills dan reskilling patut diberikan perhatian serius. Hal itu sejalan dengan faktor yang menentukan sukses. Menurut Thomas J. Stanley (2000), faktor itu adalah 1) being honest with all people, 2) being well-disciplined, 3) getting along with people

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: