Brand Kecantikan Lokal Mulai Runtuh: Imbas ’Fast Beauty’ yang Makin Marak?

Brand Kecantikan Lokal Mulai Runtuh: Imbas ’Fast Beauty’ yang Makin Marak?

BRAND lokal kalah bersaing dengan produk luar.-Instagram @madebyruna, @syca.official, dan @meetbeetbeauty.-

INDUSTRI kecantikan di Indonesia, khususnya brand lokal, saat ini menghadapi tantangan besar yang datang dari produk kecantikan dengan harga terjangkau dan klaim efektivitas yang cepat atau yang lebih dikenal dengan istilah ”fast beauty”. 

Munculnya brand-brand kecantikan dari Tiongkok, yang menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dan janji hasil yang cepat, telah memberikan dampak besar bagi pasar lokal. 

Banyak perusahaan kecantikan lokal yang sebelumnya populer, seperti Made by Runa, SYCA, dan Beet Beauty, terpaksa menutup usaha mereka karena sulit bersaing. 

BACA JUGA:Polisi Nyamar jadi Pelanggan saat Tangkap Pemilik Klinik Kecantikan Ilegal Ria Beauty

BACA JUGA:Ria Beauty, Praktik Klinik Kecantikan Ilegal: Biaya Fantastis, Pemilik Cuma Sarjana Perikanan

Fenomena itu memunculkan pertanyaan, apakah fast beauty menjadi ancaman yang tak terhindarkan bagi brand kecantikan lokal?

Fast beauty merujuk pada produk kecantikan yang diproduksi dalam waktu yang sangat cepat dan biasanya dijual dengan harga yang lebih terjangkau. 

Brand asal Tiongkok dikenal dengan kemampuan mereka untuk merilis produk dalam waktu singkat, bahkan beberapa produk bisa hadir di pasaran dalam hitungan minggu setelah perencanaan. 

BACA JUGA:Setelah Stem Cell dan Secretome, Ada Exosome di Facena sebagai Harapan Baru dalam Dunia Kecantikan, Apa Kelebihannya?

BACA JUGA:Beauty Science Tech 2024, Pameran Produk Kecantikan Kedepankan Keberlanjutan

Produk-produk itu sering kali memiliki harga yang sangat kompetitif dan dipasarkan dengan cara yang agresif melalui media sosial, terutama TikTok dan Instagram. 

Fast beauty memiliki dampak besar terhadap brand kecantikan lokal karena mengubah perilaku konsumen yang makin menginginkan produk-produk yang cepat hadir, terjangkau, dan berinovasi secara terus-menerus.

Sementara itu, brand kecantikan lokal membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan riset, pengembangan, dan memastikan kualitas produk yang mereka hasilkan. 

Modal yang terbatas juga menjadi tantangan tersendiri bagi brand lokal dalam hal pemasaran dan distribusi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: