Inovasi Guru Besar Unair Helmy Yusuf: Bahan Amfifilik untuk Vaksin Berbentuk Padat

Inovasi Guru Besar Unair Helmy Yusuf: Bahan Amfifilik untuk Vaksin Berbentuk Padat

Dalam pengukuhan Guru Besar Unair Selasa, 17 Desember 2024, Prof Helmy Yusuf menyampaikan hasil penelitiannya. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pada pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga, Selasa, 17 Desember 2024, Prof Helmy Yusuf berkesempatan memaparkan hasil penelitiannya.

Penelitian tersebut berjudul: Inovasi Formulasi Sediaan Padat Menggunakan Bahan Amfifilik Dalam Pemenuhan Kebutuhan Obat dan Vaksin yang Stabil dan Efisien.

Saat ini, obat yang tersebar di masyarakat terbagi menjadi 4 kategori berdasarkan Biopharmaceutis Classification System (BCS).

Pengkategorian tersebut digolongkan dari kemampuan melarut pada air dan permeabilitasnya atau penyerapan obat dalam tubuh. Yang paling banyak dijual di pasaran adalah kategori BCS 2 dan BCS 2.

BCS 1 merupakan obat dengan kemampuan melarut dan aspek permeabilitasnya tinggi. Sedangkan BCS 2 adalah obat dengan kemampuan melarutnya rendah namun permeabilitasnya tinggi. Prof Helmy menyoroti tentang obat BCS 2 yang sangat luas penyebarannya.

"Bahkan kita bisa melihat akan ada 70 persen kandidat baru obat BCS 2 yang siap diedarkan dan menjadi entitas kimia baru," jelasnya.

Kemudian untuk vaksin, Prof Helmy mengungkapkan ada beberapa hal yang membuat penyebaran vaksin tidak efektif. Terutama di negara-negara tropis.

BACA JUGA:Jelang Pelantikan 16 Guru Besar Baru Unair, Para Calon Guru Besar Gelar Orasi Ilmiah

BACA JUGA:Kunjungan FIB Unair ke Universitas Hamburg, Jerman: Merealisasikan Kerja Sama Program Double Degree


Prof Helmy Yusuf menjelaskan bahwa efektivitas dan efisiensi dari obat serta vaksin meningkat saat menggunakan bahan amfifilik. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Stabilitas vaksin cair memerlukan rantai dingin yang kuat untuk menjaga komposisi di dalamnya. Apalagi vaksin cair punya masa simpan dan kadarluarsa yang relatif pendek. Meski begitu, vaksin cair di dunia jauh lebih banyak digunakan dibandingkan vaksin kering atau padat.

"Meskipun perlu mencairkan ulang, vaksin kering menawarkan keuntungan masa simpan yang jauh lebih lama," tuturnya.

Kemudian Prof Helmy menjelaskan keuntungan lain jika obat dan vaksin diubah menjadi bentuk padat. Apalagi dengan menggunakan formulasi bahan amfifilik yang jauh lebih mudah melarut di air dan diserap tubuh.

Anda sudah tahu, amfifilik adalah adalah sifat molekul yang memiliki dua bagian dengan karakteristik berbeda: satu bagian bersifat hidrofilik (menyukai air) dan satu bagian bersifat hidrofobik (menolak air).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: