Nestapa Penghuni Gedung Setan Surabaya (3): Revitalisasi Sejarah, Abadikan Kultur

Nestapa Penghuni Gedung Setan Surabaya (3): Revitalisasi Sejarah, Abadikan Kultur

PENGHUNI GEDUNG SETAN berupaya menyelamatkan barang-barang miliknya pasca robohnya atap gedung tersebut.-Dinar Mahkota-


ATAP GEDUNG SETAN yang jebol terkena terpaan hujan dan angin.-Dinar Mahkota-

Kondisi itu semakin rumit ketika Pemerintah Kota Surabaya berupaya mencari pemilik sah gedung tersebut. Ya, upaya itu pernah dilakukan. Tetapi catatan mengenai status gedung itu sulit ditemukan. Menurut Kuncarsono, banyak catatan dari zaman kolonial Belanda yang hilang atau tidak terurus.

Kini, para penghuni Gedung Setan tak bisa lagi menempati gedung bersejarah tersebut. Tentu saja, bukan karena ada pengusiran paksa. Anda sudah tahu, atap gedung yang berusia lebih dari 200 tahun itu ambrol, Rabu, 18 Desember 2024.

Karena itulah puluhan penghuni Gedung Setan terpaksa mengungsi. Di Balai RW 06 Banyu Urip Wetan I, Kelurahan Banyu Urip, Surabaya, sementara waktu.

"Ini menciptakan dilema memang, karena penghuni sudah lama tinggal di sana," kata dia.

Inisiatif Pemkot Surabaya diperlukan di sini. Selain untuk terus melestarikan gedung yang berstatus cagar budaya, juga agar warga etnis Tionghoa tetap bisa tinggal di gedung bersejarah itu.

Menurutnya, Pemkot Surabaya bisa membantu merevitalisasi gedung tanpa menggunakan APBD. Caranya, mengumpulkan para pengusaha di Surabaya untuk urunan. Sebab, anggaran negara tak bisa digunakan untuk membiayai gedung yang statusnya pernah dimiliki perorangan.


MENGGUNAKAN BECAK, sebagian penghuni mengangkut barang-barang menuju tempat tinggal sementara.-Dinar Mahkota-

"Dengan begitu, kita bisa menjaga warisan sejarah sekaligus memberikan bantuan kemanusiaan bagi para penghuni. Karena, sekali lagi, ini soal kemanusiaan," katanya.

Pria asal Balongsari, Tandes, Surabaya, itu percaya bahwa Gedung Setan bukan sekadar bangunan tua. Lebih dari itu, gedung ini merupakan simbol toleransi antarumat beragama dan multi etnis yang tinggal seatap. Meski memiliki perbedaan keyakinan, kehidupan mereka harmonis. Jauh dari konflik agama.

Andai pemerintah berinisiatif merevitalisasi gedung itu, barangkali Gedung Setan ini akan terus berdiri kukuh. Cerita-cerita masa lalu dari gedung itu juga akan terus hidup. Bahkan, sampai ke telinga generasi mendatang.

"Jika dikelola dengan baik, gedung ini bisa dijadikan objek wisata yang menarik. Sehingga masyarakat teredukasi tentang sejarah lampau Kota Surabaya. Warga penghuni gedung itu juga terbuka," tutur dia. (*)

Natal di Gedung Setan, baca besok… (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: