20 Tahun Tsunami 2004, Kehidupan Penyitas Sudah Jauh Lebih Baik

20 Tahun Tsunami 2004, Kehidupan Penyitas Sudah Jauh Lebih Baik

Wisatawan berjalan di sepanjang pantai di Provinsi Phang Nga, Thailand bagian selatan, pada 25 Desember 2024. Mereka mengunjungi lokasi ini menjelang peringatan 20 tahun bencana tsunami 2004. -Sawanrumpha-AFP

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebagai seorang bocah berusia delapan tahun, Pirun Kla-Talay menjadi yatim piatu akibat tsunami Samudera Hindia pada 2004. Kini, ia menggantungkan hidupnya pada laut yang pernah merenggut kedua orang tuanya.

Setiap pagi, nelayan asal distrik Bang Wa itu berlayar dengan perahu merah kuningnya. Lalu menjual hasil tangkapannya di pasar lokal di Thailand selatan.

Bagi para penyintas tsunami 2004, laut adalah simbol yang menyimpan keindahan sekaligus duka.

"Laut membuat saya sedih dan bahagia sekaligus," ujar Pirun yang kini berusia 28 tahun itu. Saat melihat laut Pirun ingat bagaimana gelombang besar merenggut orang tuanya. Laut pun yang membentuknya menjadi kuat seperti sekarang.

BACA JUGA:Gempa Bumi di Vanuatu Picu Tsunami Lokal, Ini Keterangan BMKG

BACA JUGA:Gempa di Kepulauan Izu Berkekuatan Mw 5,7 Tidak Berpotensi Tsunami di Wilayah Indonesia


Foto yang diambil pada 19 November 2024 ini menampilkan Pirun Kla-Talay (kiri) bersama istrinya, Janjira (kanan), duduk di bawah potret almarhum kedua orang tuanya, Sanoh dan Jam Kla-Talay, yang menjadi korban tsunami 2004. --AFP

Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 magnitudo memicu tsunami dahsyat. Dan gelombang tsunami itu menghancurkan komunitas pesisir di Thailand, Indonesia, India, Sri Lanka, dan Maladewa. Dan menjadikannya sebagai gempa sekaligus tsunami terkuat yang pernah terjadi.

Lebih dari 225.000 orang meninggal dunia. Permukiman lenyap. Di Thailand, lebih dari 5.000 orang dinyatakan tewas secara resmi—sekitar setengahnya adalah turis asing—dan 3.000 lainnya dinyatakan hilang.

Saat itu Pirun sedang mengamati burung ketika suara aneh memecah keheningan. "Sebagai anak pulau, saya tahu suara ombak," ujarnya. "Tapi ini berbeda," tambahnya

Pirun segera berlari memberi tahu tetangga agar naik ke tempat yang lebih tinggi. Mereka hanya bisa menyaksikan dengan ngeri saat gelombang raksasa melahap segalanya.

BACA JUGA:Naiknya Jumlah Wisatawan ke Museum Tsunami Aceh Jelang PON XXI Tingkatkan Pemahaman tentang Mitigasi Bencana

BACA JUGA:Pengunjung Museum Tsunami Aceh Naik Tiga Kali Lipat Jelang Pembukaan PON XXI Aceh-Sumut 2024


Foto yang diambil dari saluran tv nasional Thailand saat kejadian tsunami 2004 pada 26 Desember 2004. --AFP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: