Holiday Heart Syndrome
ILUSTRASI Holiday Heart Syndrome. Penelitian American Heart Association (AHA) menyebutkan, lebih banyak orang meninggal karena serangan jantung di pekan libur Natal dan tahun baru pada 25 Desember hingga 1 Januari daripada semua pekan dalam setahun. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
”LIBUR telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembira!” Lagu karya A.T. Mahmud yang dipopulerkan Tasya Kamila itu selalu menjadi lagu ”wajib” yang ditunggu semua anak sekolah di Indonesia. Apalagi, ketika liburan anak sekolah bertepatan dengan libur Natal dan tahun baru.
Masyarakat sudah tidak sabar untuk merayakan liburan dengan keluarga dan orang terkasih. Namun, tahukah Anda, ada fakta menarik di balik perayaaan hari Natal dan tahun baru?
Natal dan tahun baru dianggap sebagian masyarakat kita sebagai hari penuh kebahagiaan dan sukacita. Namun, bagi sebagian orang, terutama di negara Barat, Natal dan tahun baru dianggap sebagai hari untuk berduka dan pilu.
BACA JUGA:Rizhao International Heart Hospital, Tiongkok
Penelitian yang dilakukan American Heart Association (AHA) menyebutkan, lebih banyak orang meninggal karena serangan jantung di pekan libur Natal dan tahun baru pada 25 Desember hingga 1 Januari daripada semua pekan dalam setahun.
Hari Natal adalah hari paling tinggi angka kematiannya. Dilanjutkan, tanggal 26 Desember dan 1 Januari sebagai peringkat ke-2 dan ke-3 kematian tertinggi dalam setahun. Masyarakat Barat menyebut istilah itu dengan Holiday Heart Syndrome (HHS).
HHS kali pertama diidentifikasi pada 1978 oleh Philip Ettinger. Ketika itu Ettinger melihat situasi saat orang sehat tanpa adanya kelainan penyakit jantung mendadak mengalami irama jantung yang tidak teratur gegera terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
BACA JUGA:Upaya Rizhao Menghijaukan Dunia
Irama jantung tidak teratur itu diteliti sebagai irama fibrilasi atrium (FA) yang dapat mengakibatkan gejala gagal jantung mendadak dan penyakit stroke.
Kondisi terlalu banyak minum alkohol lebih sering kita jumpai ketika libur panjang, terutama saat Natal dan tahun baru, ketika kita semua sedang larut dalam kebahagiaan.
Menariknya, kondisi itu tidak hanya terjadi pada populasi orang yang telah memiliki faktor risiko penyakit jantung, tetapi juga pada populasi sehat tanpa riwayat sakit jantung yang mengonsumsi alkohol terlalu banyak selama libur panjang.
BACA JUGA:Matahari Terbit dari Tiongkok
FA adalah kelainan irama jantung yang tidak teratur dan tidak terkoordinasi sehingga fungsi mekanis atrium/serambi jantung terganggu. FA merupakan kelainan irama yang paling banyak ditemukan pada masyarakat dan menyumbang 20–30 persen semua jenis stroke iskemik/penyumbatan.
FA sendiri meningkatkan risiko kematian 1,5–3,5 kali lebih tinggi dan meningkatan biaya perawatan 1,5 kali lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: