Apartemen Mulai di Titik Jenuh
Apartemen di kawasan Pakuwon Surabaya Barat.-Boy Slamet-
HARIAN DISWAY - Kota besar selalu menjadi target utama pengembang apartemen. Sebab, di daerah itu, jumlah penduduk sangat padat. Sementara luas lahan untuk membangun rumah tidak mencukupi. Alhasil, apartemen menjadi salah satu solusinya.
Prof Imron Mawardi, salah satu pengamat ekonomi mengatakan, di Jatim ada beberapa daerah yang menjadi target untuk pengembangan properti. Di antaranya, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang.
“Informasi yang saya dapat, di 2025 ini ada delapan apartemen yang diajukan untuk dibuat. Salah satunya yang dikembangkan oleh Pakuwon Surabaya Barat. Rencananya ada dua apartemen yang akan dibangun di sekitar Pakuwon Mall,” katanya, Senin, 13 Januari 2025.
Menurutnya, faktor yang membuat tingginya pembangunan apartemen di Surabaya adalah karena di kota itu harga tanah sudah sangat mahal. Sementara kebutuhan terhadap tempat tinggal terus meningkat setiap tahunnya.
BACA JUGA:Program Tanah Koruptor untuk Perumahan Rakyat
BACA JUGA:Hashim Djojohadikusumo: Berantas Kemiskinan Lewat Program Perumahan Layak untuk Rakyat
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, sebanyak 3,02 juta jiwa ada di Surabaya. Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) jumlah penduduk di wilayah ini sebesar 0,82 persen.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan lima tahun sebelumnya yang tercatat 0,36 persen. Sementara luas kota itu hanya 374,8 kilometer persegi. Belum lagi, harga tanah dan rumah di Surabaya yang selangit.
“Karena itu, pilihan alternatifnya adalah apartemen. Misalnya saja di wilayah Gunung Sari. Di sana ada perumahan bagus. Ukurannya 50 meter persegi. Itu harganya sudah mencapai Rp 800 juta. Jadi banyak yang berpikir lebih efisien untuk membeli apartemen,” ungkap guru besar dari Universitas Airlangga tersebut.
Bess Mansion salah satu apartemen yang berada di Surabaya Selatan.-Boy Slamet-
Di sisi lain, banyak juga pembeli apartemen yang tujuannya hanya untuk investasi. Karena, mereka melihat banyak pendatang di kota besar yang tidak memiliki tempat tinggal. Sehingga, mereka lebih memilih untuk sewa tempat tinggal apartemen. “Sehingga, apartemen tumbuh sangat pesat saat ini,” ucap mantan jurnalis itu.
Tetapi di sisi lain ia menilai, saat ini apartemen berada di titik jenuh. Sebab, saat ini ia melihat banyak harga unit apartemen yang dijual murah. “Itu menandakan bahwa pasarnya sudah agak rendah. Bahkan, apartemen di kelas menengah yang ditawarkan murah,” ucapnya.
Pun baginya, pertumbuhan apartemen ini menjadi potensi pemasukan bagi pemerintah daerah. Bisa menambah kantong-kantong pendapatan asli daerah (PAD). “Tentu dari pajak-pajaknya. Seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),” kata Imron.
BACA JUGA:Menteri Perumahan Ungkap Dapat Anggaran Rp 5 Triliun Untuk Bangun 3 Juta Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: