Apartemen Mulai di Titik Jenuh

Apartemen Mulai di Titik Jenuh

Apartemen di kawasan Pakuwon Surabaya Barat.-Boy Slamet-

BACA JUGA:DPR RI Kaji Besaran Tunjangan Perumahan, Standar Harga Sewa di Jakarta

Sementara itu, Dhuhri Permata, salah satu anggota REI Jatim mengaku, penjualan properti di bidang apartemen memang saat ini lagi lesu. Ia menilai, masyarakat masih lebih memilih untuk membeli rumah ketimbang apartemen.

Terkecuali, apartemen yang berada di pusat kota. Masih bisa menarik konsumen untuk membeli. Sebab, dekat dari segalanya. Mulai dari pusat perbelanjaan sampai wilayah perkantoran. “Di daerah sana pasti habis,” ungkapnya.

Ia mengaku, dirinya juga saat ini mengembangkan apartemen di Sidoarjo. Hingga saat ini, pembelinya tidak terlalu banyak. Walau, setiap bulan, pasti saja ada yang membeli apartemen yang ia bangun itu.

“Paling dalam satu bulan ada dua sampai tiga unit-lah, yang laku. Kalau di tengah kota, konsumen yang cari. Kalau kayak kita di pinggiran ini, kita yang pusing mencari konsumen. Kalau tempat saya sedikit strategis. Karena dekat pusat perbelanjaan,” ungkapnya.

Ia menilai, masyarakat saat ini masih menilai apartemen hanya sebagai investasi. Atau rumah kedua bagi mereka. Sehingga, pembelinya mayoritas sudah memiliki tempat tinggal utama. “Jadi paling mereka hanya datang Sabtu atau Minggu saja,” katanya lagi.


Gedung Tinggi di Surabaya Apartemen puncak CBD Wiyung Surabaya.-Boy Slamet-

Menurutnya, penjualan apartemen akan bisa lebih cepat laku ketika apartment mendapatkan program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Saat ini, hanya perumahan yang mendapatkan program ini.

“Program itu bisa diberikan kepada customer. Mungkin itu bisa lebih mudah kita dalam berjualan. Karena bagaimanapun juga, pembangunan apartemen ini lebih mahal ketimbang pembangunan rumah pada umumnya,” terangnya.

Walau, sampai saat ini ia dan pengusaha apartemen lainnya mengaku masih mencari formula yang tepat untuk memasarkan apartemen. Khususnya, apartemen yang berada di pinggiran kota.

“Sebenarnya, lebih mahal tanah di suatu daerah dan lebih kecil rumah yang didapatkan, apartemen ini alternatif utamanya. Tapi kembali lagi, pasti apartemen yang paling banyak laku yang di dekat daerah yang banyak aktivitasnya,” ungkapnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: