7 Festival Besar Tionghoa Selain Imlek, Dari Cap Go Meh hingga Qi Xi

7 Festival Besar Tionghoa Selain Imlek, Dari Cap Go Meh hingga Qi Xi

Selain Imlek ini dia 7 festival Tionghoa yang juga seru. -Boy Slamet-HARIAN DISWAY

HARIAN DISWAY - Tradisi adalah nafas kebudayaan. Masyarakat Tionghoa memegang erat nilai itu melalui berbagai perayaan sepanjang tahun.

Dari Tahun Baru Imlek yang megah hingga festival-festival unik yang sarat makna, setiap perayaan mencerminkan harmoni, penghormatan, dan kebersamaan keluarga.

Setiap festival Tionghoa memiliki filosofi yang mendalam. Seperti pesan moral, penghormatan kepada leluhur, hingga pengharapan untuk kebahagiaan.

Di tengah modernisasi, tradisi itu tetap lestari. Bahkan terus menarik perhatian generasi muda untuk ikut terlibat.

Berikut 7 festival besar masyarakat Tionghoa yang tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki makna mendalam.

BACA JUGA:Mengenal Cap Go Meh, Penutup Meriah Perayaan Imlek

BACA JUGA:Makna Angpao dalam Tahun Baru Imlek: Lebih dari Sekadar Amplop Merah

1. Cap Go Meh: Penutup Semarak Imlek


Cap Go Meh 2025 jatuh pada Rabu, 12 Februari 2025.--Unsplash

Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek. Itu menjadi puncak dari rangkaian perayaan. Di banyak tempat, Cap Go Meh identik dengan pawai lampion, atraksi barongsai, hingga pertunjukan seni budaya.

Di Indonesia, perayaan itu dua di antaranya digelar di Singkawang dan Bogor. Di Singkawang, tradisi tatung—atraksi yang melibatkan orang-orang yang dipercaya dirasuki roh leluhur—menjadi magnet wisata.

Sementara di Bogor, pawai Cap Go Meh menyatukan masyarakat lintas budaya. Dengan kemeriahan lampion dan seni tradisional.

Makna Cap Go Meh terletak pada kebersamaan. Lewat perayaan itu, masyarakat tidak hanya merayakan keberuntungan tahun baru. Tetapi juga menguatkan tali silaturahmi antar keluarga dan komunitas.

2. Qingming: Mengenang Leluhur dengan Cinta


Festival perayaan arwah Qingming atau Ceng Beng di Indonesia diadakan untuk mengingat para leluhur. --The Beijinger

Festival Qingming atau dikenal sebagai Ceng Beng di Indonesia, jatuh setiap awal April. Masyarakat membersihkan makam leluhur, membawa persembahan, dan berdoa untuk keluarga yang telah tiada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: