Koin Jagat dan Masyarakat yang Terbuai Budaya Instan, Pakar Digital Society: Risiko Ketagihan Tak Bisa Diabaikan

Koin Jagat dan Masyarakat yang Terbuai Budaya Instan, Pakar Digital Society: Risiko Ketagihan Tak Bisa Diabaikan

Prof Rahma Sugihartati ketika dikukuhkan sebagai guru besar, 10 Agustus 2022.-Foto: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-

HARIAN DISWAY -  Kini muncul fenomena baru bernama Koin Jagat setelah heboh Pokemon Go beberapa tahun lalu,. 

Di era digital, banyak bermunculan platform yang menjadi tren baru dan memikat perhatian masyarakat. 

Namun, di samping ada iming-iming yang fantastis, Koin Jagat juga meresahkan. Sebab, memberi dampak negatif terhadap kondisi sosial dan lingkungan. 

Tentu, Anda sudah tahu. Koin Jagat adalah permainan digital yang mendadak viral di media sosial, terutama di TikTok.


Tentang Koin Jagat.-Arya Firman/Harian Disway-

Permainan itu melibatkan perburuan harta karun virtual di dunia nyata. Pemain diharuskan mengunduh aplikasi Jagat agar bisa bermain. 

Setelah itu, para pemain diharuskan mengumpulkan koin emas, perak, dan perunggu yang tersebar di berbagai lokasi.

Setiap koin diklaim memiliki nilai hadiah yang berbeda. Mulai Rp 300 ribu hingga Rp 100 juta.

Permainan Koin Jagat itu menggabungkan teknologi peta digital dengan pengalaman di dunia nyata.

Sehingga memungkinkan para pemain untuk berburu koin di berbagai lokasi.

Setelah berhasil mengumpulkan koin, pemain dapat menukarkannya dengan uang tunai atau hadiah menarik. 

BACA JUGA:Koin Jagat: Manfaat, Nikmat Sesaat, dan Jalan Sesat

BACA JUGA:Jaga Fasum dari Pemburu Koin Jagat, Satpol PP Ikut Instal Aplikasi, Ini Tujuannya

Tantangan utama permainan itu adalah mencari koin yang tersembunyi di berbagai lokasi yang telah ditentukan pada peta aplikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: