Koin Jagat dan Masyarakat yang Terbuai Budaya Instan, Pakar Digital Society: Risiko Ketagihan Tak Bisa Diabaikan

Koin Jagat dan Masyarakat yang Terbuai Budaya Instan, Pakar Digital Society: Risiko Ketagihan Tak Bisa Diabaikan

Prof Rahma Sugihartati ketika dikukuhkan sebagai guru besar, 10 Agustus 2022.-Foto: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-

Ketergiuran masyarakat akan hal instan di dunia digital itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya, viralitas dan adanya iming-iming yang menggiurkan.

”Budaya instan kita mungkin saja juga dipengaruhi oleh tingginya angka pengangguran. Kita tahu, cari kerja semakin sulit, sehingga ada harapan yang tinggi pada permainan seperti Koin Jagat. Padahal itu tidak rasional untuk diharapkan,” jelasnya.

Prof Rahma, karena itu, menekankan pentingnya literasi kritis dalam menghadapi fenomena ini. Setiap orang harus pandai memanfaatkan perangkat digital dan mengkritisi kepentingan di balik informasi itu.

Di balik Koin Jagat, misalnya, Prof Rahma menilai bahwa ada kekuasaan tertentu yang ingin dicari. "Salah satunya mencari keuntungan dari pemanfaatan aplikasi," ujarnya.

Ia menekankan bahwa literasi kritis merupakan bagian penting dari literasi digital. Karena itu, setiap orang harus memahami kepentingan di balik sesuatu yang viral, termasuk Koin Jagat. 

"Sayangnya, Indonesia selalu terlambat mengembangkan literasi digital, literasi kritis, dan literasi media. Sekarang ada yang namanya literasi AI, dan Indonesia masih terlambat," ungkapnya.

Hal yang tak kalah penting adalah keamanan data. Masyarakat harus menjadikan keamanan data sebagai perhatian utama dalam dunia digital.

Karena itu, pemanfaatan media secara bijak dan kritis penting dilakukan.

Tentu saja, hal itu untuk memastikan bahwa masyarakat tidak sekadar menjadi konsumen semata.

Tetapi konsumen yang sadar akan adanya manipulasi dari kesenangan bermain atau berburu Koin Jagat. 

"Kalau pengguna tidak hati-hati. Data pengguna akan masuk ke pemilik aplikasi, sehingga kita harus hati-hati pada keamanan data," paparnya.

BACA JUGA:Perburuan Koin Jagat Meresahkan, Wali Kota Surabaya Minta Kemenkomdigi Blokir Aplikasi

BACA JUGA:4 Spot Terpopuler Berburu Koin Jagat di Surabaya, Satpol PP Beri Peringatan Keras

Prof Rahma mengutip filsuf Prancis Deleuze and Guattari untuk menggambarkan realitas digital saat ini. Menurutnya, manusia di era digital sepertinya bebas melakukan apa saja. Padahal, sejatinya, itu adalah kebebasan semu. 


Seorang pengguna aplikasi koin Jagat bernama Herman (27) mengaku sudah dua bulan mencoba peruntungan lewat aplikasi ini-Disway.id/Sabrina Hutajulu-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: