Jadi Presiden AS, Donald Trump Diberi Pesan Ini oleh Paus Fransiskus

Jadi Presiden AS, Donald Trump Diberi Pesan Ini oleh Paus Fransiskus

Paus Fransiskus mengkritik Donald Trump atas kebijakan anti-migrannya di masa lalu. Maka ketika Trump kembali dilantik pada Senin, 20 Januari 2025 siang waktu setempat Paus Fransiskus mendesakkan sesuatu. --AFP

HARIAN DISWAY - Sukacita masyarakat Amerika Serikat yang akan memiliki presidennya yang ke-47 yakni presiden AS terpilih Donald Trump ditanggapi positif oleh Paus Fransiskus yang bertakhta di Vatikan itu dengan sebuah pesan.

Paus berharap AS di bawah kepemimpinan Trump akan membawa situasi yang digambarkan oleh Paus sebagai kondisi yang "tidak punya ruang untuk kebencian". Hal itu disampaikannya sebuah pesan yang menandai pelantikan Trump.

Seperti biasanya, dalam tutur kata yang penuh kasih, Paus berusia 88 tahun itu menyampaikan "salam hangat dan jaminan doa saya bahwa Tuhan Yang Mahakuasa akan memberikan Anda kebijaksanaan, kekuatan, dan perlindungan".

BACA JUGA: Pemimpin Dunia yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump

Sebelumnya Paus Fransiskus memang telah mengkritik Trump atas kebijakan anti-migrannya di masa lalu. Maka ketika Trump kembali dilantik pada Senin, 20 Januari 2025 siang waktu setempat Paus Fransiskus mendesakkan sesuatu.

Beliau mengungkapkan bahwa presiden Amerika Serikat yang akan dilantik bisa memimpin masyarakat dengan "tidak ada ruang untuk kebencian" dan untuk mempromosikan "perdamaian dan rekonsiliasi di antara masyarakat".

"Saya berharap bahwa di bawah kepemimpinan Anda, rakyat Amerika akan makmur dan selalu berusaha untuk membangun masyarakat yang lebih adil, di mana tidak ada ruang untuk kebencian, diskriminasi, atau pengucilan," katanya.

BACA JUGA: Miliarder Dunia yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump

"Pada saat yang sama, saat keluarga manusia kita menghadapi berbagai tantangan, belum lagi bencana perang, saya meminta Tuhan untuk membimbing upaya Anda dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di antara masyarakat," tambahnya.

Dalam sebuah wawancara pada Minggu, 19 Januari 2025, kepala gereja Katolik di seluruh dunia itu mengecam rencana Trump untuk mendeportasi migran ilegal dalam skala besar.

"Jika itu benar, itu akan menjadi malapetaka, karena itu membuat orang-orang malang yang tidak punya apa-apa harus membayar," kata Jesuit Argentina itu kepada saluran televisi Italia, Nove.

BACA JUGA: Mantan Presiden AS yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump

Sementara Trump berjanji untuk melaksanakan "operasi deportasi terbesar dalam sejarah Amerika. Tetapi tindakan itu akan menghadapi tantangan hukum dan penolakan oleh beberapa negara untuk menerima orang-orang yang dideportasi.

Sebelumnya, pada Februari 2016, ketika ditanya tentang sikap anti-imigrasi calon presiden AS saat itu, Trump berkata: "Siapa pun, siapa pun dia, yang hanya ingin membangun tembok dan bukan jembatan bukanlah seorang Kristen".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: