Waspadai Wabah Marburg dari Tanzania, Bandara Perlu Siapkan Fasilitas Isolasi

Waspadai Wabah Marburg dari Tanzania, Bandara Perlu Siapkan Fasilitas Isolasi

Marburg Virus Disease (MVD) atau Virus Marburg jadi wabah di Tanzania, Pakar ingatkan Indonesia harus waspada--Africa CDC

HARIAN DISWAY - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mendorong bandara untuk siapkan fasilitas isolasi demi hadapi wabah Marburg Virus Disease (MVD) atau Virus Marburg.

Pada 20 Januari 2025 lalu, Tanzania telah mengumumkan wabah MVD setelah mengonfirmasi satu kasus dan mengidentifikasi 25 kasus suspek di Wilayah Kagera, yang terletak di Barat Laut Tanzania

Dicky mengingatkan bahwa wabah virus ini memiliki tingkat kematian yang tinggi dan sangat menular.

“Terjadi dan sudah dikonfirmasi Marburg Virus Disease, penyakit marburg ini sangat menular mirip dengan ebola dan memiliki tingkat kematian yang tinggi” Jelasnya saat diwawancarai pada Senin, 27 Januari 2025 kemarin.

Menurut Dicky, gejala dari penyakit ini dimulai dari demam tinggi disusul dengan muntah hingga pendarahan.

Dicky mengingatkan bahwa bandara, pelabuhan, dan pintu masuk negara lain yang menghubungkan berbagai negara perlu mempersiapkan fasilitas isolasi.

“Sudah harus punya fasilitas isolasi untuk penanganan kasus-kasus yang punya potensi wabah” tambahnya.

BACA JUGA:Virus HMPV Telah Terdeteksi di Indonesia, Menkes: Bukan Virus Mematikan

BACA JUGA:WHO Laporkan 1.166 Kasus Antraks di Afrika, Epidemiolog Peringatkan Ada Kaitan dengan Masalah Iklim

Maka dari itu, ia mengingatkan bagi para turis untuk menghindari Tanzania dan negara-negara terdampak seperti Rwanda, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Angola, Ghana, Guinea, Kenya, dan Afrika Selatan.

Bagi mereka yang datang dari negara-negara terdampak tersebut, segera laporkan jika merasa mengalami gejala seperti demam tinggi, muntah, atau pendarahan kepada fasilitas kesehatan setempat atau kantor kesehatan pelabuhan. Jangan lupa untuk memberitahukan bahwa pasien baru saja pulang dari Tanzania dan negara-negara terdampak MVD.

Dicky juga menekankan pentingnya Pemerintah Indonesia untuk terus menjaga penerapan standar operasional di pintu masuk negara. Terutama ketika ditemukan kasus demam tinggi pada pelaku perjalanan, hal ini harus segera ditindaklanjuti dan diidentifikasi. "Pastikan bahwa ini bukan sesuatu yang serius," tegasnya.

Namun, meskipun virus ini mematikan, Dicky menenangkan bahwa penularan MVD memiliki kemungkinan kecil karena para pengidap kemungkinan besar akan meninggal terlebih dahulu sebelum dapat menularkan virus ini ke orang lain.

“Ini tidaklah menjadi satu hal yang membuat panik, walaupun ada tapi kecil, karena angka kematian yang tinggi tadi,” tutur mantan Sekretaris Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2016–2018 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: who