Pagar Laut Tangerang dan Sidoarjo, Ini Perbedaannya...

Pagar Laut Tangerang dan Sidoarjo, Ini Perbedaannya...

ILUSTRASI Pagar Laut Tangerang dan Sidoarjo, Ini Perbedaannya...-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Pagar Laut Tangerang Minimal 5 KM Terbongkar

BACA JUGA:Pembongkaran Pagar laut Tangerang Libatkan 1.500 Personel Gabungan

Klaim kawasan laut biasanya berkaitan dengan klaim negara, salah satunya klaim tumpang tindih antarnegara di Laut China Selatan. Press release Lemhannas pada September 2024 mengungkap, saat ini kita makin melihat narasi konflik antarnegara terkait Laut China Selatan. 

Tiongkok, Brunei, Filipina, Vietnam, dan Malaysia, semuanya mengklaim wilayah laut itu. Hal tersebut telah menyebabkan banyak insiden di Laut China Selatan, termasuk bentrokan terbaru pada Agustus 2024.

Ternyata, ada kebiasaan masyarakat mengapling laut yang terjadi di banyak tempat. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan, terdapat ratusan kasus terkait pengelolaan ruang laut di Indonesia. 

BACA JUGA:Nusron Wahid Buka Suara Terkait Heboh Sertifikat HGB di Pagar Laut Tangerang

BACA JUGA:Menteri KKP Soal Pembongkaran Pagar Laut Tangerang: Harusnya Tunggu Penyelidikan Dulu!

Kasus pagar laut di Tangerang dan Bekasi yang viral pada pekan lalu hanya sekelumit kecil. Menteri Trenggono menjelaskan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menangani 196 kasus ruang laut, serupa dengan pemagaran laut seperti yang terjadi di perairan Tangerang, Banten.

Artinya, wajar jika ada institusi yang sangat berhai-hati bersikap untuk menunjuk siapa pelaku pagar laut itu. Atau, berapa kerugian yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. 

Semuanya masih disamarkan dan abu-abu. Maka, kejadian yang sudah berlangsung lama ini tidak ada yang melaporkan. Seolah negara ini tanpa aturan. Tidak ada etika atau kearifan lokal yang bisa ditegakkan. 

Tak tertutup kemungkinan akan makin banyak wilayah baru yang dipagari lautnya. Entah Jawa ataupun luar Jawa sekalipun. Terdapat pelajaran yang bisa kita petik. 

Kalau untuk reklamasi, menanam bakau memang membutuhkan waktu, sebuah proses panjang yang melelahkan. Membutuhkan waktu dan kerja keras berbagai pihak. 

Jika nilai itu dilupakan semua pihak, bahaya bagi negara ini. Artinya, proses panjang dalam meraih sesuatu harus ditempuh untuk mendapatkan hasil yang optimal. 

Jika hal itu tidak menjadi pemikiran semua pihak, bahaya bagi negara ini untuk mendapatkan hasil yang instan, semua langkah ditempuh, bahkan negara akan merugi.

LANGKAH KE DEPAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: