7 Kebiasaan Penghambat Hubungan Orang Tua dan Anak Dewasa

7 Kebiasaan Penghambat Hubungan Orang Tua dan Anak Dewasa

Hilangkan kebiasaan buruk yang Anda lakukan kepada anak Anda yang sudah dewasa--Pexels

Jika Anda merasa khawatir dengan hubungan dan kegiatan yang anak Anda miliki saat ini, Anda bisa bicarakan dengan cara yang baik. Jangan menyudutkan atau melarang secara berlebihan.

Saat anak sudah tumbuh dewasa, larangan yang Anda berikan hanya akan menjadi omong kosong bagi mereka.

Anak Anda hanya akan semakin melakukan apa yang Anda larang. Jadi, pastikan berbicara dengan baik dan tidak terlalu menyudutkan anak Anda.

BACA JUGA:Look Fresh 24/7, Tips Keren Buat Outfit Clean dan Stylish

4. Menganggap mereka masih kecil


Meskipun mereka adalah anak Anda, mereka sudah dewasa dan mampu mengambil tanggung jawab atas hidup mereka--Pexels

Meskipun mereka adalah anak Anda, mereka sudah dewasa dan mampu mengambil tanggung jawab atas hidup.

Memperlakukan mereka seperti anak kecil, misalnya dengan menggunakan nada bicara yang menggurui atau mengatur hal-hal sepele, hanya akan membuat mereka merasa tidak dihargai.

Akui kedewasaan mereka. Perlakukan mereka sebagai individu yang mandiri. Hal itu juga akan berdampak pada bagaimana mereka mengambil keputusan pada masa depan.

BACA JUGA:Menjaga Keharmonisan dalam Dinamika Keluarga

5. Membandingkan dengan orang lain

Membandingkan anak Anda dengan saudara, teman, atau orang lain adalah kebiasaan yang dapat merusak hubungan. Setiap orang memiliki keunikan dan jalannya sendiri.

Membandingkan hanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman, rendah diri, atau bahkan kebencian. Fokuslah pada kelebihan dan pencapaian anak Anda. Bukan pada apa yang orang lain lakukan. 

6. Tidak mengakui kesalahan


Tidak ada orang tua yang sempurna, dan mengakui kesalahan adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat--Pexels

Tidak ada orang tua yang sempurna, dan mengakui kesalahan adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat. Jika Anda melakukan kesalahan, jangan ragu untuk meminta maaf dan memperbaiki sikap.

Mengakui kesalahan menunjukkan bahwa Anda menghargai perasaan anak Anda. Pun, bersedia untuk tumbuh bersama.

Anak Anda juga nantinya akan melakukan hal yang sama. Ia akan selalu mengakui kesalahan dan selalu berusaha untuk memperbaiki kesalahannya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: