Pembangunan Manusia Melalui Generasi Muda: Investasi Jangka Panjang Indonesia

Pembangunan Manusia Melalui Generasi Muda: Investasi Jangka Panjang Indonesia

ILUSTRASI Pembangunan Manusia Melalui Generasi Muda: Investasi Jangka Panjang Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Perilaku itu disebabkan, antara lain, oleh FOMO (fear of missing out) dan YOLO (you only live once). Remaja gen Z juga dikenal sulit untuk mengambil keputusan karena FOBO (fear of better option), terutama jika itu menyebabkan dirinya jauh dari sebayanya atau zona nyamannya.

Karena usia remaja yang merupakan transisi dari anak-anak menuju dewasa alias dari nonproduktif menuju produktif, diperlukan penyiapan yang serius dan terukur. Pelibatan remaja sebagai pembangun remaja itu bermaksud remajalah yang mengetahui permasalahan pada sebayanya. 

Maka, sesama remaja diharapkan dapat memberikan implikasi positif untuk saling bertukar knowledge dan memberikan support dalam berbagai bentuk untuk membangun kualitas remaja sebayanya. 

Tecermin dalam dua langkah progresif dua lembaga pemerintah di atas, untuk merespons dan menyikapi generasi muda, dengan program satgas siswa sebaya dan program generasi berencana (genre), itu dapat dimasifkan sebagai strategi pembangunan manusia dengan pendekatan sebaya atau peer approach

Remaja akan merasa nyaman dan tidak merasa terintimidasi jika berinteraksi dengan sebayanya, terutama dalam rangka memberikan substansi yang edukatif dan membangun. Itu berarti, sebagian remaja disiapkan untuk membangun remaja lainnya. 

Di sanalah remaja dilibatkan sebagai subjek dan objek pembangunan. Pelibatan penuh dan bermakna remaja itu juga dikenal dengan meaningful youth participation (MYP).

CAPITAL GAIN GENERASI EMAS 2045

Cita-cita bangsa untuk mewujudkan Indonesia emas yang diisi generasi emas pada 2045 bukanlah sesuatu yang hanya ditunggu. Tapi, suatu perencanaan yang harus disiapkan dengan benar-benar matang. Aspek-aspek yang harus disiapkan juga kompleks. 

Mulai aspek kesehatan, pendidikan, keterampilan yang menunjang ekonomi, kehidupan berkeluarga, hingga sosial budaya di masa depan.

Bonus demografi tidak seharusnya disebut bonus. Sebab, perspektifnya adalah hasil yang didapatkan secara cuma-cuma. Tetapi, harus dipandang sebagai dividen demografi, yang berarti hasil dari investasi yang telah dilakukan. 

Generasi emas yang produktif dan Indonesia sebagai negara maju adalah capital gain dari penjualan aset investasi yang telah diupayakan dan dilakukan saat ini. 

Makin banyak aset investasi yang dibeli, maka dalam jangka panjang berpotensi makin besar capital gain yang didapat. 

Makin banyak upaya investasi jangka panjang pada generasi muda Indonesia, maka berpotensi makin besar bisa menciptakan penduduk masa depan yang produktif, berdaya saing global, berharapan hidup tinggi, dan memiliki resiliensi untuk menopang negara Indonesia sebagai negara maju.

Menekankan pembangunan manusia melalui generasi muda adalah keputusan investasi jangka panjang yang berpotensi menjanjikan untuk masa depan bangsa. (*)

*) Moh. Suma Firman R. adalah Ketua Forum Generasi Berencana (Genre) Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: