Cheng Yu Pilihan Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr drg R.A. Nora Lelyana MH Kes FICD, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UHT Surabaya: Fu Chang Fu Sui

Banyak perempuan yang menjadi istri kerap takut dirinya tak akan berkembang jika patuh pada suami. Tapi tidak bagi Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr drg R.A. Nora Lelyana MH Kes FICD. Nora, panggilannya, mengakui bahwa apa yang dicapainya sekarang adalah buah dari komitmennya untuk selalu melakukan semua hal dengan seizin suaminya.

Terbukti, semua kesuksesan yang diraih Nora sekarang adalah buah dari prinsip yang pepatah Tiongkok sebut sebagai ”夫唱妇随” (fū chàng fù suí): istri ikut apa kata suami. Seperti posisinya saat ini sebagai dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya. Sebelum itu, banyak sekali jabatan Nora yang diraihnya karena dia selalu meminta izin suaminya. "Contoh kecil, ketika saya berniat mengikuti suami pindah tugas ke Medan, saya malah diberi jabatan sebagai kepala RSAL Lantamal Belawan Medan," katanya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Frangky Chandra, CEO Frank Amachi Group: Wu Wang Zai Ju

Menurut Nora, sebagai perempuan yang berstatus istri, menyerahkan urusan kepemimpinan di rumah kepada suami adalah hal paling tepat. Toh, di kantor, Nora bisa menjadi seorang pemimpin. Sebut saja Nora yang pernah menjadi orang tertinggi sebagai Komandan Pangkalan TNI AL Dumai, Riau; kadep Gilut RSAL Dr. Mintohardjo, Jakarta; kasubdis Material Fasilitas Kesehatan, Ditkes Ditjenkuathan, Kementerian Pertahanan RI; kepala Dinas Kesehatan TNI AL, kepala Dinas Perawatan Personel TNI AL, dan kabid Sosial PPAL Wilayah Timur.

Pemahaman Nora atas posisi istri di sisi suami itu makin menguat ketika dia masuk Islam. Tapi semula, menjadi istri yang ”ikut” suami, tak begitu saja bisa diterimanya. Nora lantas mencari jawaban atas pertanyaannya tentang Islam dengan caranya sendiri. "Saya tak mau asal menurut. Eh ternyata menjadi istri dalam Islam itu ada banyak keuntungan. Itu asal kita pandai bersyukur dan ikhlas menjalaninya," tegasnya.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Kate Victoria Lim, Putri Mendiang Advokat Alvin Lim: Zhu Ren Wei Le

Soal kesyukuran dan keikhlasan, Nora banyak belajar dari pengalaman. Diakuinya apa yang diraihnya sejauh ini sebenarnya sama sekali bukan keinginannya. Ya, menjadi dokter gigi bukanlah cita-citanya. Maunya, setelah lulus FKG UNAIR, dia ingin menjadi dosen. Rupanya rencana Tuhan berkata lain. “Justru saya masuk pendidikan militer. Tapi justru itulah jalan saya menjadi dosen setelah pensiun dari TNI AL. Bahkan diberi kesempatan memimpin dosen, kan,” ujar Dekan.

Sementara soal kesuksesan hidup, peraih penghargaan Bintang Yudha Dharma Nararya, Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwija Sistha, Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Kebhaktian Sosial, dan Satya Lencana Wira Nusa itu berpesan untuk tidak sekali-kali pernah menyangsikan sesuatu yang telah diterimakan Tuhan kepada kita. Jika semua dijalani dengan penuh syukur dan ikhlas pasti akan menjadi sesuatu yang lebih baik dari yang disangka. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ari Susanto Kepala PLN Insurance cabang Surabaya: Bai Zhe Bu Nao

Contohnya ketika Nora menjadi dosen di Universitas Pertahanan lantaran gelar doktornya di bidang manajemen strategi. Contohnya lagi kesangsian Nora yang mengira bahwa sebagai perempuan di TNI AL akan terhambat kariernya. Ternyata, Nora tercatat sebagai prajurit Kowal pertama yang menjabat Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut RI. 

"Saya bersyukur TNI AL begitu mengapresiasi wanita. Tidak membeda-bedakan. Contohnya saya yang bisa meraih jabatan strategis bukan sekadar pelengkap. Hal itu makin membuktikan keyakinan saya akan jalan Tuhan. Jangan pernah sangsi. Tak ada yang tahu bahwa apa yang saya terus tanyakan pada Tuhan justru jawabannya saya temukan lebih dari yang saya inginkan," tegasnya.

Sumber: