Utomodeck Group Kembangkan Energi Terbarukan, Tak Ingin Indonesia Cuma Jadi Konsumen

Utomodeck Group Kembangkan Energi Terbarukan, Tak Ingin Indonesia Cuma Jadi Konsumen

Pemasangan panel surya di Industri Sidoarjo.-Dokumen Utomodeck-

Di sisi lain, kebijakan 3 juta rumah dari pemerintah RI pun memberikan angin segar buat perusahaan yang dipimpinnya. Sebab, akan berpotensi berdampak pada peningkatan penjualan PLTS Rooftop. Walau, selama ini, ia mengakui, penggunaan terbesar adalah sektor industri.

“Sebenarnya, untuk penggunaan perumahan pribadi masih sangat rendah. Lebih banyak industri. Ini PR bagi kami untuk menyadarkan masyarakat umum pentingnya atap solar panel. Bisa lebih mengurangi penggunaan listrik dari PLN. Sehingga, bisa melakukan penghematan cukup besar,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, tahun lalu, penjualan surya panel sebesar 120 megawatt. Namun, dengan kebijakan pemerintah yang sangat prorakyat, terutama yang menengah ke bawah, penjualan PLTS Rooftop tahun ini bisa tumbuh. “Kami targetkan naik 20 persen. Bisa sampai 150 megawatt,” ungkapnya.

Untuk target, perusahaan tersebut masih menyasar kota besar. Seperti Surabaya dan Jakarta. Walau, daerah seperti Medan, Palembang dan Makassar juga mulai mereka bidik. “Kami akan mendatangi daerah lain yang pertumbuhan ekonominya cukup pesat. Termasuk daerah kawasan industri,” bebernya.

Utomodeck juga selalu memberikan edukasi kepada masyarakat. Penanggulangan iklim itu tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Pemilik rumah bisa bergotong royong untuk mendorong penurunan emisi karbon. “Indonesia sebenarnya bisa punya jalannya sendiri. Serta harus sadar dengan kondisi alam saat ini. PLTS Rooftop tidak bisa menggantikan PLN. Tapi, setidaknya ada upaya yang dilakukan di rumah,” ucapnya.

Penerapan PLTS atap di sektor residential di Indonesia pada 2024 terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. PLTS atap menjadi solusi yang ramah lingkungan sekaligus ekonomis. Salah satu manfaat terbesar dari penggunaan energi surya adalah pengurangan emisi karbon yang dapat membantu mengurangi jejak karbon di sektor rumah tangga. 

Inisiatif pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung transisi ke energi terbarukan, seperti melalui insentif pajak dan subsidi pemasangan panel surya, semakin mempercepat adopsi teknologi ini. 

Menurut data, sekitar 5 ribu-10 ribu rumah tinggal di Indonesia diperkirakan memasang PLTS Atap pada 2024. Setiap pemasangan PLTS atap dapat menghasilkan penghematan energi yang signifikan. Berkontribusi pada pengurangan emisi karbon yang berbahaya bagi lingkungan.

Di Indonesia, rata-rata emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil adalah sekitar 0,8 kg CO2 per kWh. Jika setiap rumah yang memasang PLTS atap dapat menghasilkan 3.000 kWh listrik per tahun (kapasitas yang umum untuk sistem 3 kWp), maka setiap rumah dapat mengurangi sekitar 2.400 kg CO2 per tahun.

Dengan asumsi 10.000 rumah tinggal di Indonesia memasang PLTS atap pada 2024. Total pengurangan emisi karbon yang dihasilkan dapat mencapai 24 juta kg (24.000 ton) CO2 per tahun. Ini setara dengan penanaman sekitar 1 juta pohon yang dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dalam satu tahun. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: