Mahasiswa Subversif: Prof Bagong Suyanto Mengajak Mahasiswa Baru untuk Menjadi Peneliti Andal

ILUSTRASI Mahasiswa Subversif: Prof Bagong Suyanto Mengajak Mahasiswa Baru untuk Menjadi Peneliti Andal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Mahasiswa Magister dan Doktoral Dituntut Menghasilkan Novelty
Sesuatu yang berjalan lumrah pun masih harus ditanyakan dan diteliti. Persis dengan lahirnya teori gravitasi yang tidak sekadar memercayai kebiasaan bahwa semua benda jatuh ke bawah yang dianggap sebagai kelaziman. Ternyata, setelah diteliti, ada daya tarik gravitasi bumi.
Prof Bagong Suyanto melihat banyaknya topik riset yang berserakan di sekitar kita yang bisa diangkat sebagai topik riset. Namun, sungguh aneh bin ajaib, hingga kini masih banyak mahasiswa yang kesulitan untuk membuat judul dan menentukan topik riset.
Bisa jadi hal tersebut terjadi karena para mahasiswa tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak peka, atau tidak memiliki kemampuan menjaga jarak dengan realitas. Akhirnya, banyak mahasiswa yang kesulitan dan gagal menyelesaikan studi.
BACA JUGA:Kesempatan Mahasiswa Bidikmisi Ikut KKN Internasional
BACA JUGA:Kegelisahan Mahasiswa Semester Tua dan Overdosis Informasi
Kemampuan mahasiswa dalam melihat realitas secara objektif bisa dimulai dengan melatih rasa ingin tahu terus-menerus. Dengan upaya menjaga jarak dengan realitas, diharapkan akan lahir banyak pertanyaan ”nakal”: mengapa hal itu terjadi, sebab apa, dan bagaimana seharusnya.
Agar bisa menemukan topik riset yang menarik, mahasiswa harus peka terhadap fenomena yang terjadi di sekelilingnya sebagai problem riset.
Dengan demikian, tidak ada alasan mahasiswa tidak bisa menemukan topik dan judul riset karena sungguh terlalu banyaknya fenomena berserakan di sekeliling kita yang bisa diangkat sebagai topik riset.
Jangan sampai berlaku pepatah semut di seberang lautan tampak jelas, gajah di pelupuk mata tak tampak. Mahasiswa perlu berlatih kepekaan, tidak terlena dan terjebak kepada rutinitas.
Prof Bagong bercerita bahwa Prof Soetandyo Wignyosubroto pernah memberikan ilustrasi bagaimana modal menjadi peneliti andal. Ia mengatakan, jangan pernah berpikir seperti orang sedang pacaran sehingga semua tampak indah.
Sebaliknya, jadilah mertua yang sedang mencari menantu. Dengan cara berpikir seperti itu, mahasiswa akan terlatih untuk melakukan evaluasi kritis layaknya para mertua yang selalu menanyakan detail dan mengevaluasi calon menantunya.
Selain itu, sebagai peneliti, mahasiswa diminta untuk tidak gampang percaya pada sebab kejadian yang ada di sekitar kita. Kita harus selalu skeptis dan bisa melihat behind-nya guna membongkar realitas sesungguhnya.
Hal tersebut sama dengan yang dilakukan Galileo Galilei yang dengan gagah berani menentang keyakinan gereja pada saat itu. Ia meyakini bahwa matahari yang mengelilingi bumi itu salah dan bumi bersama planet yang lain mengelilingi matahari adalah yang benar.
Hingga akhirnya, ia dianggap menista agama. Padahal, setelah dilakukan riset, Gelileo yang terbukti benar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: