Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Penguatan Blue Economy

ILUSTRASI Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Penguatan Blue Economy.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Keadaan itu menciptakan zona pesisir dan laut yang luas, menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, moluska, dan biota laut lainnya. Keberadaan ekosistem seperti terumbu karang dan hutan bakau mendukung pengembangbiakan berbagai spesies laut.
Sumber daya kelautan yang melimpah memberikan peluang untuk pengembangan industri perikanan berkelanjutan dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Keberagaman ekosistem laut, keindahan terumbu karang, dan pantai-pantai menarik menjadi daya tarik pariwisata laut. Pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian.
Untuk itu, diperlukan program-program blue economy untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, pendapatan negara, dan menjaga kelestarian lingkungan kelautan.
Menurut data statistik (2021), hasil tangkapan ikan laut mencapai 6.767.572 ton berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia, kecuali Papua Selatan, Papua Tengah, dan Pegunungan.
Hal tersebut merupakan potensi besar untuk penyediaan pangan dan dapat menambah pendapatan masyarakat dan negara.
PROGRAM PEMERINTAH
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan aktivitas blue economy adalah meluncurkan buku Blue-Economy Development Framework for Indonesia’s Economic Transformation.
Buku itu disusun Kementerian PPN/Bappenas bersama Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebagai acuan pemangku kepentingan dalam mendefinisikan blue economy sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.
Pengembangan blue economy berpotensi meningkatkan pendapatan negara kurang lebih mencapai USD 1,33 miliar dan mampu menyerap 45 juta lapangan kerja.
Buku tersebut berisi penjabaran dari amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Indonesia (RPJPN) 2005–2025 untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang berdaulat, maju, dan tangguh melalui pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Juga, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia (RPJMN) 2020–2024 yang menekankan pentingnya pengelolaan kelautan dengan baik untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan.
Buku juga berisi dukungan terhadap inisiatif global untuk mencapai agenda 2030 on sustainability development goals, khususnya dimensi ke-14.
Yakni, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudra untuk pembangunan berkelanjutan. Pun, mendukung dimensi ke-7, yakni akses energi terjangkau, berkelanjutan, dan modern.
Juga, dimensi ke-8, yakni pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Lalu, dimensi ke-9, yakni infrastruktur, industri inklusif dan berkelanjutan, serta inovasi. Kemudian, dimensi ke-17, tentang kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: