Pritam Singh, Oposisi Singapura yang Terjerat Skandal, Terancam Tersingkir dari Pemilu 2025

Pritam Singh, sekretaris jenderal Partai Pekerja yang beroposisi, berbicara kepada para wartawan setelah vonis dalam persidangannya atas tuduhan berbohong kepada Komite Keistimewaan (COP), di pengadilan Negeri di Singapura pada 17 Februari 2025. Pemimpin --Roslan Rahman/AFP
HARIAN DISWAY - Pritam Singh, pemimpin oposisi di Singapura, divonis bersalah atas tuduhan berbohong kepada parlemen oleh Pengadilan Distrik Singapura pada Senin, 17 februari 2025.
Singh yang menjabat sebagai sekretaris jenderal Partai Pekerja (Workers' Party) dinyatakan bersalah karena menutupi kesaksian palsu Raeesah Khan, anggota partainya.
Kasus itu bisa mencabut hak politik Singh menjelang pemilu yang diperkirakan berlangsung sebelum November 2025.
BACA JUGA:Bahlil Sentil Singapura: Bukan Negara Penghasil Minyak, tapi Dominasi Impor BBM ke Indonesia
Menurut konstitusi Singapura, siapa pun yang didenda minimal SGD 10.000 (USD 7.400) atau dipenjara setahun akan kehilangan hak mencalonkan diri selama lima tahun.
Putusan tersebut menjadi pukulan bagi oposisi yang menantang dominasi Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa sejak 1959.
Pada pemilu 2020, PAP meraih 83 dari 93 kursi, sementara Partai Pekerja mencetak rekor 10 kursi—tertinggi sejak 1965.
BACA JUGA:Hendry Lie Ditangkap Kejagung Sepulang dari Singapura, Mangkir dari Panggilan
Rencana Partai Pekerja memperluas pengaruh di pemilu 2025 terancam gagal. Raeesah Khan mengungkap bahwa Singh memintanya "membawa kebohongan hingga ke liang kubur."
Singh menghadapi ancaman penjara tiga tahun dan denda SGD 7.000 per dakwaan, dengan Jaksa Agung meminta sanksi denda.
Singh diketahui dijatuhi dua hukuman terkait dengan berbohong kepada Komite Privileges (COP) mengenai pertemuannya dengan mantan anggota parlemen WP, Raeesah Khan.
BACA JUGA:Prabowo Terima Kunjungan PM Singapura, Bahas Kerjasama Strategis dan Isu Global
Tuduhan pertama yang diajukan terhadap Singh pada 8 Agustus 2021, ia berbohong mengenai niatnya untuk meminta Khan mengklarifikasi kebohongannya yang disampaikan di Parlemen.
Tuduhan kedua adalah pernyataan Singh yang mengklaim bahwa pada 3 Oktober 2021, ia menyarankan Khan untuk mengakui kebohongannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: