Pembersihan Makam Sebelum Ramadan: Tradisi Nyekar dan Doa untuk Leluhur

Doa bersama di pemakaman, momen refleksi spiritual yang mengingatkan kita akan pentingnya hubungan dengan Tuhan dan keluarga sebelum memasuki bulan puasa. --Pinterest
HARIAN DISWAY - Menjelang bulan suci Ramadan, banyak masyarakat Indonesia menjalankan tradisi ziarah kubur atau yang dikenal dengan istilah nyekar.
Kegiatan ini bukan sekadar membersihkan makam, tetapi juga menjadi momen penuh makna untuk mendoakan leluhur yang telah berpulang.
Setiap tahun, menjelang bulan puasa, tempat pemakaman umum ramai dikunjungi oleh keluarga-keluarga yang ingin mengenang dan memberikan penghormatan kepada kerabat yang telah tiada.
BACA JUGA: 4 Doa yang Bisa Kamu Baca untuk Menyambut Bulan Ramadan 2025
Tradisi nyekar sudah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Meski memiliki sedikit perbedaan dalam pelaksanaannya, esensi utama dari kegiatan ini tetap sama, yakni menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada orang tua atau leluhur yang telah meninggal dunia.
Selain itu, nyekar juga menjadi pengingat bahwa setiap manusia akan kembali kepada Sang Pencipta. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban, beberapa hari sebelum Ramadhan dimulai.
Selain membersihkan makam, keluarga yang datang juga membawa bunga tabur dan air yang digunakan untuk menyirami pusara. Setelah itu, mereka berkumpul untuk melantunkan doa dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an, khususnya surat Yasin dan doa tahlil.
Pembersihan makam sebelum Ramadhan memiliki beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah.
Dengan membersihkan makam dan mendoakan para leluhur, diharapkan mereka juga mendapatkan keberkahan dari doa-doa yang dipanjatkan.
Kedua, tradisi ini juga mempererat hubungan keluarga. Kegiatan nyekar biasanya dilakukan bersama-sama oleh anggota keluarga, sehingga menjadi ajang untuk berkumpul dan mengenang kenangan bersama orang yang telah meninggal.
BACA JUGA: Jejak Ramadhan, Midtown Hotel Surabaya Siapkan 100 Menu Sambut Ramadan
Dalam banyak kasus, nyekar juga menjadi momen introspeksi bagi yang masih hidup, mengingatkan mereka akan pentingnya memperbaiki hubungan dengan keluarga dan sesama.
Anggota keluarga berkumpul untuk membersihkan makam, melanjutkan tradisi nyekar menjelang bulan suci Ramadan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. -aidarbhia-Pinterest
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: