Sekolah Nation Star Academy Perkenalkan Budaya Indonesia pada Akademisi 11 Negara

Sekolah Nation Star Academy Perkenalkan Budaya Indonesia pada Akademisi 11 Negara

Mahasiswa asing melakukan kunjungan di Nation Star Academy Surabaya, belajar berbagai kesenian tradisional, termasuk gamelan.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

Setelah menari, beberapa akademisi tertarik untuk belajar. Mereka berbaris berjajar dalam tiga deret. Kelima siswi, juga Mifta Hatussabillah, guru ekstrakurikuler SSP Tari Tradisional NSA, ikut mengajar para akademisi yang antusias.

Fiorentine Ailiabella Barlianto, salah seorang penari, memasang binggle di kaki kanan tiap peserta. "Kita belajar dasarnya terlebih dulu," katanya.

BACA JUGA:Wisuda ke-130 Untag Surabaya Undang Rhenald Kasali Untik Berorasi Tentang Tantangan Baru Dunia Kerja

Mereka pun bersama-sama memulai beberapa gerak dasar. Seperti berjinjit satu kaki, kemudian merentangkan tangan dengan gerakan lembut ke depan dan belakang.

Jiaojiayu, salah seorang mahasiswi asal Liaoning University, Tiongkok, tampak begitu bersemangat. Dia menirukan bentuk posisi jari-jari tangannya dengan tepat. Juga berupaya menghapal gerakan-gerakan dasar. "Ini pengalaman pertama saya belajar tari Indonesia. Sebenarnya tidak sulit. Tapi perlu dipelajari berulang-ulang," katanya.

Para siswa NSA yang ambil bagian dalam acara itu adalah mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Yakni melalui program Sharpening Student's Potential (SSP) Kulintang, Gamelan, Angklung, dan Seni Tari Tradisional.

BACA JUGA:Petra Cantare! Choral Festival 2025: Harmoni Dunia Bergema di Surabaya

Siswa peminat ekstrakurikuler gamelan juga menunjukkan kreativitasnya. Mereka memainkan dua lagu di hadapan para akademisi tersebut. Yakni Semanggi Suroboyo dan Rek Ayo Rek

Yudai Suetsugu dan Shun Kuriki, dua mahasiswa asal Jepang tertarik memainkan gamelan bonang. Mereka dibimbing oleh dua siswi: Athena Felisha Irgi dan Britney Marvellova. Memainkan bonang perlu kemampuan khusus. Memainkan dua nada. Satu sebagai nada utama dan satu lagi sebagai aksen.

Vanessa Lynn Aloysius, mahasiswi asal Universitas Teknikal Malaysia Melaka, tertarik untuk menabuh kendang. Dia ditunjukkan tahapan-tahapan memainkannya oleh Kesya Sunoto, siswi NSA. "Saya tertarik dengan suara ritmisnya. Very good," ujarnya, sembari mengacungkan jempol. 


Jiaojiayu, mahasiswi asal Liaoning University, Tiongkok, belajar gerak tari gelang ro'om, tari tradisional Madura, 25 Februari 2025.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:UKSW Benchmarking ke Ubaya, Perkuat Langkah Menuju World Class University

Sedangkan guru Bahasa Jawa dan Gamelan SMP NSA Muhammad Ihwan, mengajarkan cara membaca notasi gamelan.

"Musik tradisional Indonesia ini cukup unik. Nada-nadanya berbeda dengan nada musik Barat. Hanya ada 5 nada dasar," ujar Yudai. Setelah para akademisi itu cukup menguasai komposisi, musik gamelan itu dipadukan dengan saksofon. Aubrey kembali memainkan alat musiknya.

Seperti kata Yudai, Aubrey pun menyebut bahwa tingkat kesulitan perpaduan itu ada pada pola nada. "Kalau saksofon yang saya mainkan memiliki nada diatonis. Yakni terdiri dari tujuh nada. Sedangkan gamelan cenderung pentatonis. Bagian paling sulit itu menyamakan iramanya. Butuh latihan," ujar siswi 14 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: