Ramadan Kareem 2025 (16): Ramadan dan Rimbawan

Cegah bencana dari “kaki negara” sekarang juga. Kita bangun hutan setiap desa dari Ramadan ini. Kementerian Desa dan Kehutanan dapat bertindak nyata untuk hal ini. --iStockphoto
HARIAN DISWAY - Apanikang pura len swawisaya kadi singha lawan gahana. Yan rusakang thani milwangakurangupajiwa tikang nagara. Yan taya bhrtya katon waya nika para nusa tekang reweka. Hetu nikan padha raksanapageha kalih phalaning mawuwus. (Pupuh 350 Kakawin Nagara Krtagama, Mpu Prapanca, 1365).
Minggu, 16 Maret 2025 hari ini diperingati sebagai Hari Bakti Rimbawan yang ke-42. Ini merupakan tarikh peringatan atas hadirnya Departemen Kehutanan pada 16 Maret 1983.
Dalam semangat ini saya mencermati saja bagaimana para kolega rimbawan menjalankan perannya. Secara struktural memang rimbawan menjadi ruang pengabdian lingkungan yang berada di kalangan kementerian maupun perhutani dan mereka yang terpanggil, dalam koridor pekerjaan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (15): Hilyatul Auliya
Tetapi sebagai spirit, rimbawan sesungguhnya bersemayam dalam jiwa setiap warga negara. Setiap manusia Indonesia dapat berdiri tegak menjadi rimbawan dengan misi utama menjaga kelestarian fungsi hutan.
Bergulat dengan konservasi demi hijaunya negeri ini. Apalagi di saat Ramadan ini menjadikan gerakan sedekah oksigen yang dilakukan oleh negara kepada setiap warga.
Beberapa hari yang lalu banjir menerjang Jabodetabek dan dampaknya sampai saat ini belum tuntas dientas. Indonesia pun diberitakan sebagai negeri penuh bencana. Inilah realitas yang sangat menghentak meski tidak mengherankan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (14): Momentum Bertahannuts
Diwartakan bahwa ancaman banjir, longsor dan puting beliung akan terus meningkat dengan puncak kejadian pada tempo hari. Dikabarkan pula bahwa 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di Indonesia.
Sepuluh daerah paling rawan adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Yogyakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Banten. 40,9 juta jiwa penduduk rawan terpapar bahaya sedang-tinggi longsor.
Bencana banjir mengancam 315 kabupaten/kota dan 63,7 juta jiwa. Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Timur menjadi sepuluh daerah paling rawan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (13): Perang Sarung
Sampai di sini kita memiliki momentum Hari Bakti Rimbawan untuk bertindak nyata. Paling tidak sedia merawat tanaman di rumah masing-masing sebagai bagian dari tadarus ekologi dikala Ramadan.
Peristiwa tersebut harus disikapi serius oleh negara. Angka-angka yang terekam bukanlah nomor lotre melainkan kaedah komunikasi yang sangat matematis agar gamblang dibaca publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: