Warga Gaza Respon Keputusan Israel Putus Listik: Sudah Gelap, Apalagi Yang Mau Diputus?

Warga Gaza Respon Keputusan Israel Putus Listik: Sudah Gelap, Apalagi Yang Mau Diputus?

Warga Palestina berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri di Jabalia di Jalur Gaza utara pada 10 Maret 2025, selama bulan puasa Ramadan setelah pemutusan listrik oleh Israel.--Omar AL-QATTAA / AFP

HARIAN DISWAY - Abdullah Mortaja, seorang guru berusia 40 tahun yang tinggal di Gaza, mengungkapkan bahwa keputusan Israel untuk memutus listrik Gaza merupakan sebuah lelucon seperti dikutip dari AFP (Agence France-Presse) pada Senin, 10 Maret 2025 malam waktu setempat.

Mortaja menyatakan, "Apa lagi yang mau mereka putus? Tidak ada listrik di Gaza," ungkapnya.

Keputusan Israel ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan warga Gaza yang sudah lebih dari 16 bulan hidup dalam keterbatasan sejak perang pecah pada Oktober 2023.

BACA JUGA:Israel Kembali Putus Listrik Gaza, Tekan Hamas Untuk Bebaskan Sandera

Keputusan pemutusan listrik ini diumumkan Menteri Energi Israel, Eli Cohen, pada Minggu, 9 Maret 2025 malam waktu setempat, sebagai bagian dari upaya menekan Hamas agar memperpanjang gencatan senjata berdasarkan syarat yang diajukan Israel.

Namun, bagi sebagian besar warga Gaza, pemutusan listrik ini dinilai tidak berarti karena mereka telah lama hidup tanpa pasokan listrik stabil.

Dari sekitar 12 jalur listrik tegangan tinggi yang sebelumnya mengalirkan listrik ke Gaza, hampir semuanya telah rusak sejak perang dimulai. 

BACA JUGA:Trump Beri Peringatan kepada Rakyat Gaza: Bebaskan Sandera atau Kalian Akan Mati!

Hanya satu jalur yang sempat diperbaiki oleh Israel pada November lalu untuk menghidupkan kembali pabrik desalinasi air utama Gaza. Namun kini, setelah listrik kembali diputus, pabrik tersebut nyaris berhenti total.


Seorang pekerja memutar katup di pabrik Desalinasi Gaza Selatan, yang berhenti beroperasi sebelumnya setelah Israel memutus pasokan listrik ke Jalur Gaza, di Deir el-Balah di pusat wilayah Palestina pada 10 Maret 2025.--Eyad BABA / AFP

Pabrik desalinasi air di kota Deir el-Balah selama ini menyuplai air bersih bagi sekitar 600.000 warga Gaza, atau sekitar seperempat dari total penduduk. 

Dengan listrik yang tidak stabil, pabrik hanya bisa beroperasi terbatas menggunakan panel surya dan generator berbahan bakar, yang kapasitasnya sangat kecil.

BACA JUGA:Menlu AS dan Netanyahu Bahas Masa Depan Gaza, Israel Siapkan Tahap Baru Gencatan Senjata

Banyak warga kini terpaksa menggunakan air sumur yang asin atau bergantung pada bantuan air minum dari organisasi kemanusiaan internasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: