Dukun yang Seolah-olah

ILUSTRASI Dukun yang Seolah-olah.-Arya-Harian Disway-
Ternyata korban juga tidak keberatan. Dia mau. Ditentukan harinya, Sabtu, 1 Maret 2025.
Di hari pelaksanaan, di rumah korban cuma ada dua korban dan pelaku. Anak bungsu korban, Ronny, sedang keluar. Dimulailah praktik penggandaan uang dan lancar jodoh.
Caranya: Jamet memegang dua HP. Di satu HP ia menelepon seseorang, seolah-olah ia bicara dengan dukun uang, Krismartoyo. Di HP satu lagi ia menelepon, seolah-olah bicara dengan dukun jodoh, Kakang. Entah, siapa dua orang yang diteleponnya itu.
Posisi dua korban dipecah: Enci di ruang tengan, Eka di kamar mandi.
Lalu, Enci mengeluarkan sebungkus uang. Diletakkan di meja. Isinya Rp 50 juta. Dia ingin digandakan jadi miliaran. Jamet tak menyentuh bungkusan itu. Cukup meliriknya. Ia fokus pada dua HP, bertelepon (seolah-olah) dengan dua dukun. Para dukun itu pun memberikan aneka instruksi yang harus dilakukan pasien.
Kedua korban menuruti semua instruksi dukun. Sampai beberapa jam.
Karena terlalu lama, Enci marah kepada Jamet. Dia mencaci maki. Jamet balik marah. Ia mengambil batangan besi di dalam rumah itu. Dipukulkan ke kepala korban. Roboh ke lantai. Dan, sebelum korban bersuara atau berteriak, yang bisa didengar korban kedua di kamar mandi, Jamet segera mencekik sekuat tenaga. Sampai Enci tak bergerak lagi.
Kombes Twedi: ”Usai membunuh, ia keluar rumah. Merokok. Mungkin sambil memikirkan langkah selanjutnya. Beberapa menit kemudian, ia masuk rumah lagi. Membawa besi itu, mendobrak kamar mandi. Menghabisi korban kedua dengan cara yang sama dengan korban pertama.”
Dilanjut, Jamet membersihkan lantai dari ceceran darah. Kemudian, ia menyeret satu per satu tubuh para korban menuju ruang tengah. Ada drum besar penampung air warna oranye di sana. Drum memiliki penutup. Kedua korban dimasukkan ke situ, ditutup.
Tersangka paham, sebentar lagi Ronny pulang. Ia mencari cara agar Ronny tidak segera membuka drum toren. Lalu, tersangka merusak jaringan listrik. Listrik mati.
HP para korban diambil tersangka. Ia membuka HP Enci, mengirim pesan WA ke Ronny: ”Listrik di rumah mati. Mama sama kakakmu pergi dulu.”
Saking sibuk pada penghilangan jejak, Jamet jadi terlupa mengambil bungkusan uang Rp 50 juta itu. Sampai hari mulai gelap, Ronny pulang. Naik motor. Ketemu Jamet di depan pintu. Mereka saling kenal karena tetangga.
Jamet menyapa Ronny: ”Rumahmu kok gelap?”
”Ya, listriknya rusak.”
”Mama dan kakakmu mana?”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: