Ramadan Kareem 2025 (26): Mudik, Ingat Gaza

Ramadan Kareem 2025 (26): Mudik, Ingat Gaza

Ramadan yang menyerta dalam kesepakatan gencatan senjata tampak dipunggungi Israel. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Ramadan tidak membuat Israel tersadarkan, setidaknya atas nama toleransi. Inilah bangsa yang tidak memberikan teladan apa pun mengenai ketaatan kepada komitmen dunia yang disebut hukum internasional.

Serangan yang menewaskan ratusan warga Palestina di sesi akhir Ramadan, justru terjadi termasuk dalam rentang menengadahkan harapan di masa Lailatulqadar. 

Ramadan yang menyerta dalam kesepakatan gencatan senjata tampak dipunggungi Israel. Bicara kemanusiaan tiadalah pada alasnya dengan Israel. Negara yang keberadaannya diartifisialkan pemenang perang dunia kedua.

Negara yang hadirnya oleh pihak yang menganggap Palestina sebagai liyan. Tragedi kemanusiaan itu terus berlanjut di Gaza, justru saat umat sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Simaklah beragam media massa. Korban serangan Israel yang terkabarkan pada 19 Maret 2025, lengkap dengan foto-fotonya, hati kemanusiaan siapa pun pasti tergunjang.

Peristiwa yang menggelegak dalam suasana menjemput Idulfitri 1446 H, merupakan simbol abadi keangkuhan Israel. Negara ini sesungguhnya sedang memamerkan kedunguannya pada tataran yang sangat menggelisahkan umat manusia.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (24): Ramadan, Aku Berguru kepada Ibrahim

Apa yang terjadi di Jalur Gaza adalah perlambang bahwa kemanusiaan sedang dipermainkan oleh sebuah negara yang sebenarnya tidak memiliki argumentasi ekologis-humanis maupun teologis untuk bertindak brutal.
Anak-anak Palestina mengantre panjang untuk mendapatkan makanan di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza pada 11 Maret 2025, setelah Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza. -Mahmoud Issa/Anadolu-Aljazeera

Tidak ada alasan yang cukup kuat bagi Israel untuk menggempur dan membantai jiwa raga warga Palestina, kecuali kerakusan atau justru karena ketidakmengertiannya. 

Dalam konteks dan kontens demikian rasanya sulit membedakan antara kecerdasan dan keculasan Yahudi-Israeliyah. Tampaknya kesombongan Israel telah melupakan peran penting yang mestinya diemban oleh Israel dengan komunitas agamawi orang-orang Yahudi.

BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (23): Menjemput Kebaruan

Mereka pada tataran yang paling Illahiyah sesungguhnya dapat memainkan fungsi fundamental sebagai penjaga ”Ekosistem Tuhan” dan menghargai keberadaan bangsa Palestina yang lebih dulu berentitas yuridis dengan yuridiksi ekologisnya sebagai sesama penghuni ”tanah yang diperjanjikan”.

Palestina yang bermuatan Jalur Gaza secara geopolitik dan teologisnya wajib diperlakukan secara damai dan haram dianiaya.   Dalam spektrum teologis dan ekologi keagamaan, Isreal dapat mengemban peran sekecil apa pun sebagai ”Negara Pemandu” kerukunan umat manusia dalam beragama dan menjadilah mereka sebagai perekat kehidupan yang berdurasi relegius yang harmonis.

Ekosistem ketuhanan yang berada di Israel dan Palestina seyogianya menjadikan keduanya memiliki komitmen untuk memayungi semua warga agama dan penghuni Palestina serta umat manusia di mana pun berada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: