Pasar Saham Global Melemah Akibat Kebijakan Trump

JAJARAN MOBIL BYD siap diekspor pada awal tahun 2024. Mobil-mobil itu dibawa melalui Pelabuhan Yantai, Provinsi Shandong, menuju ke berbagai negara.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
HARIAN DISWAY - Pasar saham global mengalami pelemahan pada, Rabu 26 Maret 2025. Kondisi itu terjadi seiring investor menantikan pengumuman tarif otomotif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Di New York, ketiga indeks utama ditutup melemah. Sementara Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai “fear gauge” Wall Street, melonjak tujuh persen. Hal itu mencerminkan kecemasan pasar.
“Kekhawatiran mengenai tarif dan dampaknya terhadap ekonomi masih berlanjut," ujar Peter Cardillo dari Spartan Capital Securities kepada kantor berita Agence France-Presse.
Sementara, di Eropa, pasar saham Paris dan Frankfurt berakhir di zona merah. Sedangkan London sedikit menguat setelah data menunjukkan perlambatan tak terduga dalam inflasi tahunan Inggris.
BACA JUGA:Prabowo Sebut Harga Saham Boleh Naik-Turun Asal Pangan Aman, Ekonom Tanggapi Begini...
Tarif Otomotif yang Akan Diumumkan
Sementara itu, 2 April 2025 yang disebut Gedung Putih sebagai "Hari Pembebasan" semakin dekat. Investor bersiap menghadapi gelombang tarif baru yang berpotensi menghambat perdagangan global, meningkatkan inflasi, dan bahkan memicu resesi.
Trump terus berganti sikap antara mengancam akan menerapkan tarif secara luas dan mempertimbangkan pengecualian untuk mengurangi dampaknya terhadap konsumen AS.
Akibatnya, kepercayaan ekonomi mengalami penurunan seiring ekspektasi konsumen terhadap harga yang lebih tinggi. “Ketidakpastian seputar tarif itu telah menyebabkan penurunan tajam dalam kepercayaan pasar,” kata analis dari Trade Nation, David Morrison.
BACA JUGA : IHSG Kembali ke Level 6.000 Setelah Sempat Anjlok ke 5.967
Trump memang mengumumkan tarif baru untuk industri otomotif pada pukul 16.00 waktu setempat di Washington (Kamis, 27 Maret 2025 pukul 03.00 WIB). Hal itu menyebabkan aksi jual saham di beberapa perusahaan. Termasuk General Motors dan Tesla.
Tarif tersebut semakin menekan sentimen konsumen. The Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun ke level terendah sejak 2021. Konsumen khawatir terhadap harga yang lebih tinggi.
“Data survei terbaru menggambarkan prospek ekonomi AS yang suram. Namun, pesimisme itu belum terlihat dalam data ekonomi riil seperti tingkat pengangguran, sementara laba perusahaan masih melampaui ekspektasi,” ujar Morrison.
BACA JUGA : IHSG Ambruk ke Titik Terendah Sejak 2021! Dana Asing Kabur Rp 18,98 Triliun, Pasar Saham Kian Terpuruk
Saham Pertahanan Menguat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: