Korban Gempa Myanmar Lebih dari 1.600 Orang, Pemimpin Junta Minta Bantuan Internasional

Korban Gempa Myanmar Lebih dari 1.600 Orang, Pemimpin Junta Minta Bantuan Internasional

Seorang warga melihat ke arah bangunan yang runtuh di Mandalay pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi melanda wilayah tengah Myanmar.-STR / AFP-

HARIAN DISWAY - Evakuasi korban dampak gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang mengguncang Myanmar dan Thailand masih terus dilakukan. Warga kota Mandalay, Myanmar bersama petugas di sana pun bergotong royong untuk mencari korban di reruntuhan bangunan.

Gempa besar yang terjadi dua hari sebelumnya telah menewaskan lebih dari 1.600 orang di Myanmar dan setidaknya 17 orang di Thailand.

Gempa utama dengan kekuatan M7,7 melanda wilayah dekat Mandalay pada Jumat sore, 28 Maret 2025 diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan M6,7. Dampaknya, berapa bangunan runtuh, sejumlah jembatan rusak dan sejumlah ruas jalan di kota berpenduduk 1,7 jiwa itu retak-retak.

Win Lwin, seorang pemilik kedai teh di jalan utama kota itu. Minggu pagi waktu setempat, ia terlihat memilah-milah reruntuhan restorannya yang hancur. Bata demi bata diangkatnya. Berharap menemukan korban yang masih hidup.

“Sekitar tujuh orang tewas di sini ketika gempa terjadi,” katanya kepada AFP, “Saya mencari lebih banyak jenazah meskipun saya tahu tidak mungkin ada yang selamat. Kami tidak tahu berapa banyak jenazah yang masih ada (di dalam reruntuhan,Red). Tapi kami akan terus mencari,” tambahnya.

BACA JUGA: Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Puluhan Terperangkap

Sekitar satu jam kemudian, gempa susulan kecil mengguncang daerah itu. Membuat orang-orang panik dan berlari keluar dari hotel untuk menyelamatkan diri. Guncangan serupa juga dirasakan pada Sabtu malam.

Di salah satu stasiun pemadam kebakaran utama Mandalay, truk-truk pemadam kebakaran bersiap dikerahkan ke berbagai lokasi di kota tersebut. Sebelumnya, tim penyelamat berhasil mengevakuasi seorang wanita yang masih hidup dari reruntuhan bangunan apartemen yang runtuh, disambut tepuk tangan dari kerumunan yang menyaksikan.

Pemerintah militer Myanmar melaporkan pada Sabtu bahwa sedikitnya 1.644 orang tewas. Lebih dari 3.400 orang terluka, dan setidaknya 139 orang lainnya masih hilang. Dengan komunikasi yang terbatas, skala bencana yang sebenarnya masih sulit dipastikan dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing mengeluarkan seruan langka untuk meminta bantuan internasional pada Jumat 28 Maret 2025. Pemerintahan militer Myanmar sebelumnya dikenal enggan menerima bantuan dari luar negeri. Meskipun menghadapi bencana besar.

BACA JUGA: Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand Tewaskan Lebih dari 700 Orang, Tim Penyelamat Terus Mencari Korban

Sementara itu, PBB mengungkapkan bahwa kekurangan peralatan medis yang parah menghambat respon Myanmar terhadap gempa tersebut. Beberapa lembaga bantuan internasional juga memperingatkan bahwa negara tersebut tidak siap menghadapi bencana dengan skala sebesar ini.

Perang saudara yang berlangsung selama empat tahun akibat kudeta militer pada 2021 telah memperparah situasi di Myanmar. Lebih dari 3,5 juta orang telah mengungsi akibat konflik tersebut. Banyak diantaranya menghadapi risiko kelaparan sebelum bencana gempa ini terjadi.

Di sisi lain, Thailand mengirimkan 55 personel militer dan enam anjing pelacak pada Minggu untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan di Myanmar. Mereka juga membawa peralatan seperti derek dan alat berat lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: