Merasa Kehidupan Stuck di Usia 20-an, Anda Tidak Sendiri

Salah satu cara melewati fase ini adalah dengan memelihara kesadaran bahwa hidup bukan kompetisi cepat-cepatan. --Pinterest
HARIAN DISWAY - Ada masa ketika bangun tidur terasa berat bukan karena lelah. Tapi karena bingung harus mulai dari mana. Pada usia 20-an, banyak orang merasa seperti berjalan di tempat. Sementara orang lain tampak berlari jauh.
Perasaan terjebak, stagnan, atau “stuck” bukan hal yang asing di masa ini. Dan bila Anda merasakannya, Anda tidak sendirian.
Usia 20-an sering digambarkan sebagai masa emas untuk mencoba banyak hal. Seperti membangun karier, menjalin relasi, dan mengejar mimpi.
BACA JUGA: Quarter-Life Crisis di Kalangan Remaja Mitos atau Fakta?
Tapi realitanya, fase itu juga penuh kebingungan. Banyak yang merasa berada di persimpangan antara “harus apa” dan “mau apa”. Juga antara tekanan sosial dan keinginan pribadi.
Sebuah survei yang dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2017 terhadap 6.014 responden berusia 25 hingga 33 tahun di Amerika Serikat, Inggris, India, dan Australia, menemukan bahwa 75% dari mereka mengalami "quarter-life crisis", dengan rata-rata usia 27 tahun.
Penyebab utama yang diidentifikasi meliputi ketidakpastian dalam karier, tekanan finansial, dan ekspektasi sosial.
BACA JUGA: Menyelami Quarter-Life Crisis: Antara Kecemasan dan Pencarian Jati Diri
Analisis dari Fairness Foundation di Inggris pada 2025 mengungkapkan bahwa sepertiga anak muda usia 25–34 tahun mengalami "kekayaan negatif". Utang mereka melebihi jumlah aset.
Faktor seperti biaya hidup yang tinggi, pinjaman pendidikan, dan harga sewa yang melambung menjadi pemicu utama.
Sementara itu, sebuah studi kualitatif oleh Duara, Hugh-Jones, dan Madill (2023) menunjukkan bahwa standar sosial dan ekspektasi yang tidak realistis turut memperparah kecemasan anak muda.
Banyak yang merasa tertekan untuk "tampak sukses" di usia muda. Sehingga membentuk identitas diri berdasarkan pencapaian yang dilihat orang lain.
standar sosial dan ekspektasi yang tidak realistis turut memperparah kecemasan anak muda. --Pinterest
Media sosial menambah tekanan itu. Melihat teman sebaya menikah, punya rumah, bekerja di perusahaan besar, atau liburan ke luar negeri bisa menimbulkan perasaan gagal secara tidak langsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: