Fobia Telepon Ungkap Alasan Gen Z Lebih Nyaman dengan Chat

fenomena kecemasan terkait panggilan telepon memang nyata dan umum terjadi di kalangan milenial dan Generasi Z. --Pinterest
HARIAN DISWAY - Di zaman serba digital, suara dering telepon justru bikin cemas. Banyak dari Gen Z merasa grogi atau bahkan enggan mengangkat telepon, meski hanya dari teman atau atasan.
Fenomena ini bukan sekadar malas bicara, tapi ada alasan psikologis dan budaya digital yang membentuknya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BankMyCell, 81 persen responden milenial mengalami kecemasan sebelum melakukan panggilan telepon.
Namun, survei ini berfokus pada kelompok usia milenial, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Untuk Generasi Z, data serupa menunjukkan bahwa sekitar 90 persen dari mereka merasa cemas saat berbicara di telepon.
Jadi, meskipun angka pastinya berbeda, fenomena kecemasan terkait panggilan telepon memang nyata dan umum terjadi di kalangan milenial dan Generasi Z.
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan Gen Z agar Fisik dan Mental Lebih Sehat
BACA JUGA: 5 Alasan Utama Gen Z Mengandalkan ChatGPT untuk Curhat
Penyebabnya? Takut salah ngomong, khawatir tidak tahu harus bilang apa, atau tidak nyaman dengan jeda canggung. Sebaliknya, mereka jauh lebih nyaman chat karena bisa mikir dulu sebelum jawab.
Jessica Collins, seorang psikoterapis, menjelaskan bahwa kecemasan dalam berkomunikasi melalui teks dapat terkait dengan kecemasan sosial yang sudah ada sebelumnya, keterampilan komunikasi yang kurang baik, atau perfeksionisme.
Ia menambahkan bahwa komunikasi melalui teks memungkinkan individu untuk menghindari respons langsung, yang dapat memberikan rasa aman bagi mereka yang merasa cemas dalam interaksi sosial.
komunikasi melalui teks memungkinkan individu untuk menghindari respons langsung. --Pinterest
BACA JUGA: Kupas Tuntas Rumor Gen Z
Selain itu, Dr. David Greenfield, pendiri The Center for Internet and Technology Addiction, telah membahas bagaimana teknologi komunikasi, termasuk pesan teks, mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial kita.
Dalam bukunya, Virtual Addiction, ia menyatakan bahwa teknologi komunikasi sering kali dianggap lebih efisien, tetapi pada kenyataannya dapat mengganggu atau mengurangi kualitas pengalaman komunikasi.
Gen Z tumbuh dengan budaya komunikasi instan: DM, chat, email. Semua bisa diarsipkan, dikutip, dan ditelusuri. Sementara telepon? tidak bisa diulang, bikin deg-degan, dan kadang terasa terlalu personal. Maka tidak heran kalau banyak yang lebih pilih mengetik daripada berbicara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: