Fetish: Gejala dan Cara Mengatasinya

Fetish: Gejala dan Cara Mengatasinya

Kasus kekerasan seksual yang terjadi ini menjadi pengingat bahwa penting bagi kita semua terus meningkatkan kesadaran, memberikan perlindungan nyata bagi korban serta mendorong penegakan hukum yang adil dan tegas tanpa memandang status pelaku. --Freepik

Hal ini bisa membuat seseorang merasa cemas, bersalah, atau bahkan terdorong untuk melakukan tindakan yang berisiko. Dalam hubungan fetish yang ekstrem bisa menimbulkan konflik atau menjauhkan pasangan.


Fetish adalah kondisi ketika seseorang merasa terangsang oleh sesuatu yang tidak biasa dan jika tidak ditangani dengan tepat bisa berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan hubungan dengan orang lain. --Freepik

BACA JUGA: Kemenkes Bakal Wajibkan Dokter PPDS Tes Kesehatan Mental

Bahkan ada yang merasa malu atau takut untuk terbuka karena takut dihakimi oleh lingkungan sosial. Untuk membantu seseorang yang mengalami fetish yang mengganggu, pendekatan profesional sangat dianjurkan.

Psikolog atau psikiater bisa membantu dengan terapi perilaku kognitif atau CBT. Terapi ini fokus pada mengubah pola pikir dan kebiasaan yang merugikan.

Dalam beberapa kasus, terapi juga dikombinasikan dengan teknik relaksasi, manajemen stres, atau terapi pasangan. Tujuan utamanya adalah agar individu bisa memahami dirinya sendiri dan belajar mengelola dorongan yang muncul.

BACA JUGA: Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Penting juga untuk memberikan ruang yang aman dan bebas stigma agar seseorang mau terbuka dan mencari bantuan tanpa merasa dikucilkan. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan batas etika dan hukum dalam perilaku seksual.

Masyarakat diharapkan lebih terbuka dalam memahami isu kesehatan mental dan seksual tanpa mengabaikan pentingnya perlindungan terhadap korban serta penegakan hukum yang adil. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Trunojoyo Madura

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: