8 Penyebab Pembuluh Darah Pecah seperti Titiek Puspa sebelum Wafat

Pecah pembuluh darah di otak adalah kondisi berbahaya yang bisa terjadi tiba-tiba dan menyebabkan kematian sehingga penting untuk menjaga tekanan darah, menghindari stres, dan rutin memeriksakan kesehatan. --Freepik
Meski tubuh memiliki kemampuan alami untuk menyembuhkan luka, pembuluh darah yang rusak parah akibat trauma tidak selalu bisa diperbaiki secara alami dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Cedera fisik seperti benturan keras atau kecelakaan bisa menyebabkan pembuluh darah di otak pecah yang berisiko menimbulkan stroke hemoragik, kondisi yang sangat berbahaya karena dapat merusak fungsi otak secara permanen dan memerlukan penanganan medis. --Freepik
BACA JUGA: Peringati Bulan K3, Kidzania Surabaya Gelar Donor Darah
3. Aneurisma
Aneurisma adalah kondisi medis serius di mana pembuluh darah membesar dan menonjol akibat lemahnya dinding pembuluh. Biasanya berkembang secara diam-diam selama bertahun-tahun tanpa gejala.
Jika aneurisma pecah darah akan menyebar ke jaringan sekitarnya dengan cepat. Di otak, ini bisa menyebabkan stroke yang fatal.
Aneurisma bisa disebabkan oleh faktor genetik, tekanan darah tinggi kronis, atau kelainan bawaan pada struktur pembuluh darah. Deteksi dini melalui pemindaian medis seperti MRI atau CT scan bisa menyelamatkan nyawa.
BACA JUGA: Mengenal Pneumonia yang Diderita Paus Fransiscus
4. Penggumpalan Darah (Trombosis)
Trombosis terjadi ketika darah menggumpal dan menyumbat aliran darah di dalam pembuluh. Gumpalan ini bisa menyebabkan tekanan di area sekitar meningkat drastis. Jika tekanan ini terlalu tinggi, pembuluh darah bisa pecah.
Gumpalan di otak (trombosis serebral) dapat menyebabkan stroke, sementara gumpalan di paru-paru (emboli paru) bisa berujung pada gagal napas.
Penyebab trombosis termasuk gaya hidup sedentari, merokok, dehidrasi, dan kondisi medis tertentu seperti gangguan pembekuan darah.
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Negatif yang Dapat Merusak Otak
5. Obat Pengencer Darah Berlebihan
Obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin sering diresepkan untuk mencegah serangan jantung dan stroke iskemik. Namun, jika dikonsumsi tanpa kontrol medis atau dalam dosis berlebih obat ini dapat menyebabkan perdarahan internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: