Gema Nusa Project dan Tate Kind Art, Seni Tradisi Manggarai Barat Membuka International Golo Mori Jazz 2025

Pembukaan International Golo Mori Jazz 2025, kolaborasi antara Tate Kind Art dan Gema Nusa Project. -Jazz Gunung Indonesia-
Ayuni Praise, koreografer tari tersebut, menyebut bahwa masyarakat Manggarai dikenal sebagai masyarakat komunal.
“Mereka hidup dalam kebersamaan. Rasa sosialnya tinggi. Salah satunya adalah tradisi komunal dalam bidang pertanian. Juga pembagian tanah: lingko dan lodok,” ungkap alumnus seni tari IKJ itu.
Lingko merupakan kebun komunal yang dimiliki bersama oleh masyarakat kampung. Kebun itu telah dibagi berdasarkan kesepakatan bersama.
BACA JUGA:Gunung Lewotobi Erupsi, International Golo Mori Jazz 2024 Ditunda Awal 2025
Juga merupakan salah satu syarat legalitas adat untuk kesatuan masyarakat kampung.
Sedangkan Lodok adalah sistem pembagian tanah komunal yang menyerupai jaring laba-laba raksasa.
Maka, dalam setiap geraknya, para penari memaknai tradisi tersebut. “Misalnya, para penari perempuan yang berdiri sejajar, berhadapan, kemudian berdekatan. Tanda keakraban dalam memusyawarahkan soal lodok dan lingko,” terang seniman 27 tahun itu.
BACA JUGA:Siap-Siap! International Golo Mori Jazz 2024 Hadirkan Eksotisme dari Timur
Tari tanah mbate oleh komunitas tari Tate Kind Art berkolaborasi dengan Gema Nusa Project.-Jazz Gunung Indonesia-
Tari tersebut dikreasikan dengan tari tradisional lainnya: tari cica. Menggambarkan tari perang, memaknai keberanian masyarakat Manggarai. Tari cica dimainkan oleh para penari laki-laki.
Mereka membawa tameng dan cemeti. Menampilkan gerakan rancak, cepat, dengan ekspresi yang garang. Itu semua berpadu dengan tari tanah mbate yang atraktif, namun tetap gemulai.
“Ekspresi kami memang harus seperti itu. Tari ini tari perang. Tidak boleh memasang ekspresi biasa,” ujar Benedictus Amboi, salah seorang penari laki-laki.
BACA JUGA:Flash Sale Tiket International Golo Mori Jazz 2024, Harga Mulai Rp 400 Ribu
Pun, menyisipkan instrumen modern seperti gitar, biola, dan bass. “Kalau dalam tradisinya, hanya menggunakan dua alat musik, gong dan kendang,” ujar Ayuni.
Mereka dan para musisi lainnya tampil di Golo Mori Convention Center, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Seni tradisional Manggarai ditampilkan pertama kali. Sebagai bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: