UMKM Tangguh, Pilar Kemandirian Ekonomi Alternatif di Era Perang Tarif

ILUSTRASI UMKM Tangguh, Pilar Kemandirian Ekonomi Alternatif di Era Perang Tarif.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Pertama, membangun ekosistem ekspor. Di dalam ekosistem ekspor itu dipertemukan agregator dan pelaku UMKM ekspor yang didukung lembaga pembiayaan ekspor, termasuk business matching antara agregator dan UMKM.
Kedua, menyediakan capacity building yang terkait pengembangan kapasitas dan kemampuan ekspor UMKM. Itu disertai dengan pendampingan dan memfasilitasi pendampingan standardisasi produk ekspor UMKM seperti sertifikasi baku mutu, sertifikasi eco-labelling, ISO, product branding, hingga pembentukan rumah produksi bersama.
Ketiga, memfasilitasi buyer mapping dan market intelligence untuk produk natural ingredients.
Keempat, kolaborasi perluasan pasar dengan memanfaatkan jaringan diaspora Indonesia yang menjadi agregator.
Kelima, memperluas pasar dengan cara membangun platform di e-commerce seperti Amazon, Shopee, Lazada, serta aplikasi di TikTok, Instagram, dan sejenisnya.
Keenam, digitalisasi katalog produk ekspor andalan UMKM.
Selain pemerintah dan sektor swasta, UMKM telah menjadi pilar ekonomi ketiga yang terbukti tangguh dan telah mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi selama ini. Terlebih, di era perang tarif yang kian sengit, saatnya UMKM diberdayakan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi ketergantungan impor.
Dengan kolaborasi antara UMKM, pemerintah, dan pelaku industri swasta, Indonesia berpotensi menjadi bintang baru dalam peta ekspor global. (*)
*) Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan publik dan peneliti di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership.--
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: