Kisah Kelam Oriental Circus Indonesia TSI, Ada Aksi Keji di Setiap Atraksi

Kisah Kelam Oriental Circus Indonesia TSI, Ada Aksi Keji di Setiap Atraksi

Tangkap layar podcast Forum Keadilan tentang pengakuan Vivi (berjilbab) dan Butet, eks pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia (TSI).-youtube Forum Keadilan-

SIAPA sangka bila di setiap atraksi sirkus yang memukau penonton, ada kisah keji. Kisah yang diwarnai dengan kekerasan fisik yang dialami para pemainnya. Mulai dirantai, dipukul, diestrum, hingga dipaksa tetap beraksi saat sedang hamil tua.

Kisah kelam itu diceritakan Vivi dan Butet, dua dari 20 eks pemain sirkus Orientas Circus Indonesia (OCI). Mereka sedang mencari keadilan atas kekejian yang dialami sejak mereka kecil hingga berakhir di tahun 1990-an. Para pemain tersebut pada Rabu, 16 April 2025 beraudiensi dengan Kemenkumham. Banyak cerita kelam yang diungkapkan dalam pertemuan tersebut. Termasuk saat Vivi dan Butet diwawancara Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sundjojo atau yang lebih dikenal dengan nama Deddy Corbuzier dalam podcast-nya.

Didampingi pengacaranya, M Sholeh, keduanya menceritakan secara gamblang kekejian yang mereka alami selama ikut OCI.  Terkait dengan Taman Safari Indonesia (TSI), Sholeh menjelaskan hubungannya dengan OCI.

“OCI memang ada sebelum TSI. Setelah ada TSI pada tahun 1980, pemain OCI dibagi. Ada yang tetap ikut OCI keliling Indonesia dan ada yang ikut TSI. Termasuk Vivi yang ikut di TSI (Cisarua, Bogor, Jawa Barat),” terang Sholeh.

BACA JUGA:Wakil Komisi XIII DPR RI: Eksploitasi Pemain Sirkus OCI Masuk TPPO

BACA JUGA:Taman Safari Indonesia Kena Somasi Imbas Kasus Eksploitasi Sirkus OCI

Cerita Sholeh dijelaskan detail oleh Vivi, yang akhirnya kabur dan ditolong oleh seorang yang ia kenal bekerja di restoran Taman Safari. Ia sempat tinggal di rumah penolongnya selama tiga hari sebelum akhirnya diketahui keberadaannya petugas keamanan TSI. “Begitu tiga hari, saya mau keluar, pas di depan rumahnya ternyata ada sekuriti Taman Safari. Saya diajak balik, tapi saya menolak. Dia jamin saya tidak dipukuli lagi. Yaudah saya ikut. Mau nggak mau saya pulang, saya juga bingung mau lari ke mana lagi,” tambah dia.

Tapi akhirnya, Vivi tidak kuat lagi dan kabur kembali. 1996 Vivi kabur hingga ke Semarang dan bertemu dengan Prof Muladi, saat itu anggota komnas HAM. Saat itu, Komnas HAM turun tangan menyelesaikan masalah tersebut. Hingga akhirnya 1997 muncul rekomendasi atas kasus tersebut.

“Isinya adalah agar masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Nyatanya sampai saat ini, tidak ada upaya penyelesaian tersebut,” tandas Sholeh yang mempopulerkan jargon no viral no justice.

Masa lalu Butet di OCI juga tidak kalah kelam dengan Vivi. Butet malah sempat dirantai 2 bulan di caravan dan dipaksa makan kotoran gajah. Dirantai karena dia hamil setelah berhubungan dengan karyawan OCI dan dipaksa makan kotoran karena ketahuan mencuri lauk milik bosnya. Aksi nekad mencuri lauk irisan daging tersebut dilakukan Butet karena selama di OCI, dia hanya makan nasi bungkus dengan lauk sekadarnya.

Akibat kehamilannya, Butet tetap dipaksa bermain sirkus hingga kehamilan usia sembilan bulan. Sedang kekasihnya dikeluarkan dari OCI. “Memang aturan OCI, tidak boleh berhubungan dengan karyawan. Jadi tidak ada hubungan komunikasi apalagi asmara antara karyawan OCI dan pemain OCI,” paparnya.

Butet juga dipisahkan dari anak yang dikandungnya. Setelah melahirkan, sang anak langsung dibawa oleh bosnya dan tidak boleh bertemu dengannya. “Tapi saya sempat bertemu dengannya saat dia berusia 2 tahun di rumah Pondok Indah (rumah bos OCI). Saya juga lht ada beberapa bayi lain di sana,” papar Butet yang kini juga sudah dikaruniai satu anak dari perkawinannya.

Suaminya bukan mantan karyawan OCI yang dikeluarkan dulu. “Kalau dia, saya malah tidak tahu di mana sekarang,” jelas Butet yang mengaku dirinya tidak punya kartu tanda penduduk (KTP) hingga 2-3 tahun setelah kabur dari OCI.

Tapi ada yang lebih kelam dari kekejian yang keduanya alami. Baik Vivi maupun Butet sama-sama tidak tahu siapa orangtuanya dan dari mana mereka berasal. Itu karena mereka sudah ada di OCI sejak balita. Seingat Vivi, dirinya sudah ada di OCI sejak usia 2 tahunan. “Saya sempat pakai nama Vivi Sumampau, ikut marga bos. Tapi saya tidak tahu status saya apakah anak angkat atau bagaimana,” terang Vivi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: