Catatan Film Pengepungan di Bukit Duri: Mencengkeram Dendam Kelam

Joko Anwar, Morgan Oey, dan Omara Esteghlal hadir menyapa penonton dalam Study Tour ke Bukit Duri di Studio 2 Royal XXI, Royal Plaza Surabaya.-Harian Disway-
HARIAN DISWAY - Sesak. Dada terasa penuh. Air mata sudah nyaris menetes. Terkadang harus menahan napas. Lalu ingin menjerit. Seberat itu rasa menonton film besutan Joko Anwar.
Jangan banyak berharap yang cantik dan manis. Yang begitu hanya ada di satu atau dua menit pertama. Setelah itu, bersamaan dengan bunyi sirine, tegangan pun meningkat. Dan itu tidak berhenti. Menit demi menit, adegan demi adegan. Semakin lama semakin kuat.
Sepanjang film, penonton peserta Study Tour ke Bukit Duri di Studio 2 Royal XXI, Royal Plaza, Surabaya, pada Minggu, 13 April 2025, disuguhi adegan sinematik yang indah—khas Joko.
BACA JUGA: Film Pengepungan di Bukit Duri dan Refleksinya di Kehidupan Nyata!
Sutradara yang lebih diingat dengan deretan film horornya, seperti Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam, menyuguhkan sebuah rangkaian visual yang dramatik dalam Pengepungan di Bukit Duri.
Dua tiket ikut Study Tour ke Bukit Duri dari hasil lolos seleksi di IG.-Harian Disway-
Film diawali dengan setting tahun 2009 lalu bergeser ke 2027. Dikisahkan, terjadi kerusuhan etnis pada 2009. Adegan para pribumi yang mencari keberadaan kaum keturunan begitu keras. Penjarahan, perusakan, serta pembakaran digambarkan begitu nyata.
Kekuatan Joko adalah gambar yang bercerita. Simbol-simbol yang ditampilkan di sana sini terasa begitu intens. Selain cerita yang fokus dan tajam, semua adegan yang ada di layar begitu memukau. Begitu nyata. Aku percaya. Penonton yang lain pun percaya. SMA Duri rasanya ada di sudut kota.
BACA JUGA: 6 Fakta Seru Film Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar Collabs dengan Studio James Bond!
Sejak konflik dimulai—dan itu di lima menit pertama—tidak ada kesempatan untuk bernapas. Teriakan tertahan dari penonton terdengar di sana sini.
Layar pun mulai dipenuhi dengan adegan baku hantam. Lebih tepatnya dimulai dengan adegan kerusuhan yang garang, tetapi apa adanya. Ketika cerita bergulir, menjadi klimaks, adegan pertarungan satu lawan satu penuh darah pun menghiasi layar.
Tokoh utama, Edwin, diperankan oleh Morgan Oey dengan menawan. Ia memiliki misi pribadi demi memenuhi janjinya: mencari anak kakak perempuannya. Edwin berpindah mengajar dari satu sekolah ke lainnya demi mencari keponakannya. SMA Duri adalah tempat terakhir untuk menemukannya.
BACA JUGA: Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri: Ketika Sekolah Berubah Jadi Tempat Perang
Di SMA Duri, Edwin berjumpa dengan seorang murid bengal, Jefri, yang diperankan dengan dahsyat oleh Omara Esteghal. Kebencian yang disimpan dalam oleh Jefri bergulir dengan kehadiran Edwin. Dari situlah, film kian memanas.
1. Tidak Baik-Baik Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: