Catatan Film Pengepungan di Bukit Duri: Mencengkeram Dendam Kelam

Joko Anwar, Morgan Oey, dan Omara Esteghlal hadir menyapa penonton dalam Study Tour ke Bukit Duri di Studio 2 Royal XXI, Royal Plaza Surabaya.-Harian Disway-
Sungguh menakutkan bila generasi muda berlaku seperti itu kepada orang yang lebih tua, kepada guru. Pada 2027, kehancuran sistem sosial dan moralitas diceritakan begitu parah. Jefri menjadi simbol pemberontakan, kerusakan masyarakat, serta kegagalan pendidikan. Begitu menyedihkan bila masa depan negara ada pada generasi seperti itu.
BACA JUGA: Tak Semata Horor, Joko Anwar Suguhkan Kengerian yang Berbeda dalam Siksa Kubur
Film ini membuat kita mawas diri: kita memang sedang tidak baik-baik saja. Banyak hal yang harus dibenahi dan ditata dengan saksama. Joko seolah menunjukkan bahwa seperti itulah dunia yang akan kita tinggali bila tidak waspada mulai sekarang.
2. Menyingkap Ruang Gelap
Joko Anwar menyalakan alarm: jika tidak waspada, masa depan bisa lebih kelam dari masa lalu.-@cinema21-Youtube
Film ini benar-benar memunculkan gelisah yang selama ini masih terpendam. Ada dendam yang masih tersimpan, tercengkeram kuat dalam kelam. Jika tidak berhati-hati, ledakan-ledakan baru akan muncul di kemudian hari.
Menyaksikan Pengepungan di Bukit Diri membuat kenangan-kenangan lama menyeruak. Membisikkan perlahan, bahwa ada yang harus dijaga.
BACA JUGA: Siksa Kubur, Film Horor Garapan Joko Anwar yang Bikin Reza Rahardian Kembali
Perjuangan untuk mengajarkan kebaikan kepada generasi berikutnya harus terus dilakukan. Keinginan untuk terus bersatu harus terus didengungkan.
Tidak semua orang berani menyingkap ruang gelap yang dirahasiakan. Joko telah berhasil mengirimkan sinyal di waktu yang tepat. Semoga tanda-tanda itu didengar dan tidak disiakan. Demi kebaikan bangsa, demi kebaikan generasi selanjutnya. (*)
Windy Effendy*
*) Penulis, editor, penyuka kopi, musik, dan travelling
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: