Dinamika Ketertarikan dan Meninggalkan Agama di Negara-Negara Maju

ILUSTRASI Dinamika Ketertarikan dan Meninggalkan Agama di Negara-Negara Maju.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DALAM DISKURSUS mengenai korelasi antara kemajuan suatu negara dan tingkat religiusitas warganya, muncul berbagai pandangan yang menantang asumsi tradisional.
Beberapa pihak berpendapat bahwa negara-negara dengan mayoritas penduduk religius cenderung kurang maju, sedangkan negara-negara maju menunjukkan penurunan dalam praktik keagamaan. Namun, apakah hubungan itu bersifat kausal atau sekadar korelasi belaka?
Portugal, misalnya, meski memiliki sejarah Katolik yang kuat, kini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan.
BACA JUGA:Menjaga Keharmonisan dalam Dinamika Keluarga
BACA JUGA:Pengakuan, Identitas, dan Aktualisasi Diri: Dinamika Sosial dalam Masyarakat Modern
Fenomena gereja-gereja yang ditinggalkan di Eropa, yang kemudian diubah menjadi masjid oleh komunitas muslim imigran, mencerminkan dinamika demografis dan perubahan sosial yang kompleks.
Menurut data, sekitar 6,3 persen populasi Inggris adalah muslim, dengan angka konversi sekitar 5.200 orang per tahun. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua gereja yang ditinggalkan diubah menjadi masjid. Beberapa dialihfungsikan untuk keperluan lain atau dibiarkan kosong.
Terkait klaim bahwa imigran muslim di Inggris sering terlibat dalam keributan dan kriminalitas, data menunjukkan gambaran yang lebih dinamis.
BACA JUGA:Tradisi Mudik Gairahkan Dinamika Ekonomi Masyarakat
BACA JUGA:Dinamika Ekonomi Pesisir Kenjeran: Antara Gelombang Berkah dan Badai Tantangan
Analisis akademis menunjukkan bahwa imigran tidak meningkatkan tingkat kriminalitas dan malah memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi dan sistem kesehatan.
Selain itu, klaim bahwa pencari suaka di Inggris menyumbang 14,3 persen dari tersangka kejahatan serius tidak didukung bukti yang kuat.
Mengenai pandangan bahwa mayoritas ilmuwan adalah ateis, penelitian oleh Elaine Howard Ecklund mengungkap bahwa 36 persen ilmuwan di AS memiliki beberapa bentuk kepercayaan kepada Tuhan, sedangkan 34 persen mengidentifikasi diri sebagai ateis.
BACA JUGA:Ketidakpastian Dunia dan Isinya: Perspektif Filsafat Agama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: