Konklaf, Tradisi Tertutup Pemilihan Paus yang Terjadi di Balik Pintu Vatikan

Para kardinal masuk ke dalam Kapel Sistina sebelum dimulainya konklaf di Vatikan pada tanggal 12 Maret 2013. Para kardinal Katolik sepakat untuk memulai konklaf pada tanggal 7 Mei 2025 untuk memilih pengganti Paus Fransiskus.--OSSERVATORE ROMANO / AFP
HARIAN DISWAY - Gereja Katolik dunia bersiap memasuki masa penting setelah wafatnya Paus Fransiskus. Sebanyak 135 kardinal dari berbagai negara akan berkumpul di Vatikan pada 7 Mei 2025 untuk mengikuti konklaf.
Konklaf merupakan sebuah proses rahasia untuk memilih pemimpin tertinggi umat Katolik, yaitu Paus. Tradisi kuno ini telah dijalankan oleh Gereja Katolik sejak abad pertengahan
Proses ini berlangsung di Kapel Sistina, bangunan ikonik di dalam Istana Apostolik Vatikan yang terkenal dengan lukisan langit-langit karya Michelangelo.
Orang-orang mengunjungi Kapel Sistina pada 1 Februari 2021 di Vatikan. Kapel Sistina sekarang ditutup untuk umum menjelang konklaf untuk memilih paus berikutnya pada 7 Mei. --Andreas SOLARO / AFP
BACA JUGA:Vatikan Umumkan Konklaf 7 Mei, Ini Kandidat Terkuat Paus Baru
Pemilihan Paus melalui konklaf melambangkan tidak hanya transisi kepemimpinan, tetapi juga arah baru Gereja Katolik.
Kata “konklaf” berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”. Istilah ini merujuk pada kondisi tertutup dan penguncian yang dijalani para kardinal selama proses berlangsung.
Selama masa konklaf, para kardinal tinggal di kediaman Santa Marta dan tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar. Akses terhadap ponsel, internet, televisi, radio, dan surat kabar juga dilarang demi menjaga kerahasiaan.
BACA JUGA:Makna Asap Hitam dan Putih, Simbol Pemilihan Paus dalam Proses Konklaf
Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara. Mereka akan melakukan empat kali pemungutan suara setiap hari, dua di pagi hari dan dua di sore hari.
Seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara agar bisa terpilih menjadi Paus. Jika belum ada Paus baru yang terpilih, para kardinal akan membakar surat suara menggunakan bahan kimia tertentu untuk menghasilkan asap hitam dari cerobong Kapel Sistina.
Sebaliknya, asap putih akan mengepul apabila telah terpilih seorang Paus baru, menandakan bahwa umat Katolik telah memiliki pemimpin baru.
BACA JUGA:Meninggalkan Dunia dengan Kesederhanaan, Paus Fransiskus Dimakamkan di Santa Maria Maggiore
Jika setelah tiga hari tidak ditemukan kesepakatan, para kardinal akan beristirahat selama satu hari untuk berdoa dan berdiskusi sebelum kembali melanjutkan pemungutan suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: